Digitalisasi : Tren Fesyen Dulu dan Sekarang
Webinar Program Studi Rekayasa Tekstil yang ke empat telah sukses diselenggarakan pada hari Sabtu 06 Juni 2020 pukul 10.00-12.00 WIB melalui dua media berbeda, ZOOM dan Facebook live streaming. Dengan pendaftar lebih dari 1000 orang dari 32 provinsi yang berbeda dan latar belakang yang bervariasi. Topik yang diangkat pada webinar kali ini adalah Pengembangan Talent Digital Bidang Fashion Technology disampaikan oleh 3 narasumber yaitu Fitriansyah (Author CAD Pattern Making), Noor Fitrihana, S.T., S.Pd., M.Eng (Dosen UNY/Alumni Tekstil UII) dan Ir. Dalyono MSI, Ctext ATI (Dosen Rekayasa Tekstil UII) serta dimoderatori oleh Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc.
Sesi pertama dibuka oleh Noor Fitrihana, S.T., S.Pd., M.Eng. Beliau memaparkan tentang bagaimana tren inovasi fashion telah berkembang dari zaman ke zaman, mulai dari desain, pola, produksi busana, marketing hingga bisnis online. Beliau juga menjelaskan pentingnya pendidikan yang mendukung dalam bisnis digital fashion ini. “Model pengembangan digital talent perlu didukung oleh setidaknya delapan aspek, yaitu: kompetensi lulusan, isi pendidikan, proses pembelajaran, penilaian pendidikan, PTK, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan” terangnya.
Ir. Dalyono, MSI, CText ATI membahas tentang teknologi fashion dari segi kenyamanan. Beliau menuturkan bahwa fashion bukan hanya dinilai dari penampilan atau keindahan saja, tapi yang terpenting adalah kenyamanan atau comfort dari pengguna. “Ada tiga aspek kenyamanan pakaian, yaitu kenyamanan termal, sensoris dan gerak tubuh,” ujarnya. “Tergantung pada aktivitas dan lingkungannya, pakaian yang longgar terkadang dapat menawarkan tingkat kenyamanan yang tinggi,” lanjutnya.
Materi yang terakhir disampaikan oleh Fitriansyah. Berbagai aplikasi atau software mengenai fashion, baik dua dimensi atau tiga dimensi beliau kupas dan tampilkan beberapa cuplikan simulasinya. “Kedepan, sistem digital akan menjadi standar bagi industri fesyen, dimana efisiensi dan produktifitas akan menjadi acuan disamping tentu saja kualitas. Berawal dengan teknik manual yang awalnya tidak bisa digantikan, pelan tapi pasti sudah berganti dengan teknologi 2D, 99% industri besar sudah pakai CAD 2D. Jika kita ingin menang dalam kompetisi global, mesti ada loncatan besar, dan teknologi itu telah hadir yaitu teknologi 3D dan 4D,” pungkas Fitriansyah.
Sesi diakhiri dengan tanya-jawab dari peserta. Antusias peserta digambarkan dari banyak pertanyaan yang masuk. Diskusi semakin menarik dengan dijawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut oleh narasumber dengan lengkap. Salah satu penanya, Chessa At Thariq dari Jakarta, mendapatkan bingkisan sebuah buku karangan Fitriansyah atas partisipasinya dalam sesi tanya jawab ini. (/FNH)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!