Produk tekstil bukan hanya berupa kain konvensional yang terdiri dari tenun dan rajut, melainkan ada yang disebut nonwoven. “Tekstil itu luas, tidak hanya tentang fesyen atau menjahit saja,” kata Dr. Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng. yang merupakan Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII dalam acara Techno Talk di Unisi Radio 104.5 FM. Dalam program yang mengudara Kamis siang (26/05/2022), Ibu Rina membahas berbagai hal terkait teknologi nonwoven di bidang rekayasa tekstil.

Seperti apa itu? Berikut ulasan selengkapnya.

 

Apa yang dimaksud dengan nonwoven, Bu?

Produk tekstil itu ada tiga, tenun, rajut, dan bukan tenun atau nirtenun. Nonwoven itu kain bukan tenun atau kain yang tidak ditenun, begitu penjelasan sederhananya. Lebih jelasnya merupakan bahan seperti kain atau lembar kain yang terbuat dari serat pendek (staple fiber) atau serat panjang (continuous fiber) yang dijadikan satu dengan perlakuan kimia, mekanik, panas, atau menggunakan pelarut.

Bahan untuk membuat nonwoven itu apa, Bu?

Seperti yang saya sampaikan tadi, nonwoven itu terbuat dari bahan serat. Kalau mahasiswa di Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII, mereka dapat mata kuliah Pengetahuan Serat Tekstil. Serat tekstil bisa berasal dari serat alam (natural fiber) seperti kapas, rami, jute, flax, dan lain-lain; dan serat sintetis atau serat yang dibuat oleh manusia (manmade fiber). Bagi pendengar di rumah yang mungkin agak awam, kalau tahu polimer dari plastik untuk botol air mineral, nah itu dari serat sintetis yang namanya polyethylene terephthalate atau polyester. Contoh serat sintetis yang lain ada polypropylene, polyuretahane, nylon atau polyamide, dan lain-lain. Jadi nanti serat-serat tersebut digabung sebagai bahan baku pembuatan nonwoven.

Pembuatan nonwoven berapa lama, Bu?

Proses pembuatannya ada banyak dan lebih cepat dibandingkan kain yang ditenun atau dirajut. Prosesnya bersifat massal atau mass production, bisa dengan perlakuan kimia, mekanik, panas, atau menggunakan pelarut itu tadi.

Kalau cara membuat nonwoven bagaimana, Bu?

Teknologi nonwoven ada beberapa proses untuk mendapatkan produk nonwoven atau ada juga yang menyebutnya “web nonwoven” atau “lembaran nonwoven”. Ada empat cara, yaitu 1) wet laid, 2) dry laid, 3) air laid, dan 4) spun laid.

Kita mulai dari wet laid, prosesnya hampir sama seperti kertas. Serat-serat pendek diaduk sampai rata atau homogen, lalu diendapkan pada lapisan yang berjalan sambil airnya ditiriskan ke bawah, kemudian dikeringkan untuk diproses tahap selanjutnya. Sedangkan pada dry laid, pada awalnya serat itu lengket satu sama lain, disisir supaya terurai dan tidak saling menempel, lalu diletakkan di cetakan web menjadi lembaran. Berikutnya untuk air laid, ini hampir sama namun serat tidak dipisahkan pakai sisir, tetapi pakai udara, lalu dilarutkan di cetakan web.

Dan yang terakhir spun laid, cara ini terbagi dua, yaitu spunbond dan meltblown dimana lembaran nonwoven dibuat dari polimer dan jarang digunakan untuk serat alam. Bahan baku bijih plastik dilelehkan, lalu dilewatkan rongga atau bolongan kecil yang disebut spinneret, analoginya seperti membuat mi, lalu diproses lanjut.

Untuk spunbond dan meltblown, orang memilihnya berdasarkan apa, Bu?

Berdasarkan kekuatannya, spunbond kekuatannya lebih besar dan lebih fleksibel, biasanya untuk diapers (popok bayi) dan tisu basah. Kalau meltblown lebih sederhana prosesnya, produktivitasnya lebih tinggi, kekuatannya tidak sebesar spunbond, dan untuk produknya lebih halus, biasanya untuk filter air.

Contoh barang nonwoven yang sering ditemui, tapi kita belum menyadari?

Di kehidupan sehari-hari, misalnya perlengkapan rumah tangga seperti tas belanja supermarket; perlengkapan pribadi seperti tisu basah, sheet mask (masker wajah), popok bayi, dan pembalut; kesehatan seperti baju bedah, masker, dan perban luka; pertanian seperti sejenis pembungkus untuk melindungi buah dari gangguan hewan-hewan kecil semacam serangga karena kalau pembungkusnya plastik terasa panas sedangkan pembungkus nonwoven masih ada celah udara; kemudian dalam industri makanan dan obat-obatan seperti kantong teh celup, filter air, filter kopi, dll.

Manfaat atau keunggulan nonwoven, apa saja, Bu?

Saat ini permintaan produk nonwoven semakin tinggi karena ada banyak manfaat atau keunggulan dibandingkan kain konvensional (tenun/rajut). Nonwoven bertujuan untuk hal-hal terkait tekstil yang tidak bisa dilakukan kain konvensional. Pertama, produksi nonwoven bisa massal dan cepat sehingga menghemat biaya produksi. Kedua, jangkauan produknya lebih luas daripada kain konvensional dan bervariasi. Ketiga, nonwoven punya fungsi tertentu dan karakteristik yang spesifik, salah satunya bisa punya daya serap tinggi seperti pada popok dan pembalut, kemampuan filtrasi untuk filter kain dan udara, ketahanan air atau api, sampai anti mikroorganisme misalnya untuk masker yang sehari-hari kita gunakan sejak pandemi Covid-19. Produk nonwoven bisa direkayasa sesuai apa yang ingin dituju.

Kalau tentang Prodi Rekayasa Tekstil, sebenarnya belajar apa ya, Bu?

Tidak hanya tentang fesyen atau menjahit saja, mencakup tekstil secara luas pada bidang-bidang tertentu, seperti tekstil fungsional, tekstil medis, geotekstil, dan lain-lain. Sedikit cerita, dulu setelah saya lulus S1, saya menempuh S2 dan S3 di Jepang selama 5 tahun. Awalnya banyak orang di sekitar saya yang beranggapan belajar di tekstil itu hanya mengenai kain konvensional (tenun/rajut), pada kenyataannya tekstil itu lebih luas. Memang ada belajar kain konvensional, tetapi juga belajar hal-hal lain seperti teknologi implant, wound dressing, benang jahit operasi, protective clothing, sampai dengan komposit pesawat terbang dan mobil. Wah beda sekali dari anggapan orang-orang di sekitar saya, saya bahkan bisa cerita kalau sampai luar angkasa seperti material parasut, jadi tidak sebatas untuk bumi saja belajarnya.

Semoga ini bisa lebih membuka wawasan kita semua.

 

Demikian semoga bermanfaat, sampai jumpa di Techno Talk berikutnya. (ASB)

Sebagai bagian dari upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang sumber daya alam tekstil, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII menyelenggarakan Webinar Pengabdian Masyarakat dengan tema “Potensi Sumber Daya Alam pada Penggunaan di Bidang Tekstil”. Webinar ini diselenggarakan sebanyak dua seri. Adapun seri 2 atau yang kedua dilaksanakan pada hari Sabtu (22/01/2022) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Peserta yang hadir kurang lebih 50 orang, terdiri dari civitas akademika UII dan juga masyarakat umum dari luar UII. Bertindak sebagai narasumber adalah mahasiswa yang berkolaborasi dengan dosen.

Pemaparan Judul “Sumber Daya Alam Indonesia sebagai Natural Dyes di Bidang Tekstil” pada Webinar Pengabdian Seri 2 (22/01/22)

“Indonesia masih sangat bergantung terhadap penggunaan bahan pewarna sintetis karena lebih murah harganya, padahal selain tidak ramah lingkungan, pewarna sintetis merupakan impor yang jelas membebani devisa negara,” kata Narisa Diah Sukma M.D., mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII sebagai narasumber pertama. Bersama rekannya Adella Medika K.N. yang juga mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII, disampaikan bahwa contoh sumber daya alam untuk pewarna alami antara lain daun/buah tom nila, tangkai tegeran, kulit manggis, daun jati, kulit batang mahoni, kulit kayu secang, daun ketapang, daun pohon rambutan, dan daun suji.

Narasumber kedua adalah Ir. Drs. Faisal R.M., M.T., Ph.D. dengan mengangkat topik tekstil industri. Tekstil terbagi dua, yaitu tekstil sandang dan tekstil non-sandang. Sedangkan tekstil industri artinya kontribusi tekstil yang dibutuhkan oleh industri. Ada tiga kelompok dari tekstil industri, yaitu material (bahan baku penolong) seperti badan kereta api, badan pesawat terbang, dan badan mobil; komponen produk seperti kursi kereta api, kursi pesawat terbang, dan kursi mobil; serta produk jadi (finished good) seperti alat pelindung diri (APD) masker dan hazmat, tas ransel, dan tenda kemah. Ada persyaratan teknis yang perlu dipenuhi dalam tekstil industri.

Pemaparan Judul “Pemanfaatan Serat Sabut Kelapa sebagai Bahan untuk Keperluan Teknis dan Non-Teknis” pada Webinar Pengabdian Seri 2 (22/01/22)

“Indonesia merupakan negara terbesar penghasil kelapa di dunia menurut data dari Dirjen Perkebunan 2021. Saingan kita itu Filipina, jauh di bawah kita, tapi ekspornya lebih tinggi dari Indonesia karena pemanfaatan maksimal dari produk kelapa,” lanjut Ir. Pratikno Hidayat, M.Sc. Serat sabut kelapa (cocofiber) merupakan turunan atau hasil samping dari buah kelapa dengan bobot sekitar 35% dari buah kelapa dan nilai jual yang lebih tinggi dari buah kelapa itu sendiri. Pemanfaatan non-teknis sebagai serbuk (cocopeat) media tanam, briket, sapu, keset, pelapis jok mobil, dan peredam ruangan. Pemanfaatan teknisnya sebagai reinforcement material komposit.

Narasumber keempat adalah Dr. Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng. Terlebih dahulu, diperkenalkan bahwa non-woven merupakan kain bukan tenunan yang diikat dengan perlakuan kimia, mekanik, panas, atau pelarut. Adapun natural produk dapat digunakan sebagai zat anti bakteri pada material non-woven. Natural produk di bidang tekstil dibagi tiga, yaitu serat tekstil alami, pewarna alami dan proteksi sinar UV, serta anti mikroba alami (bakteri). Sebagai zat anti bakteri, natural produk yang dapat digunakan antara lain centella , propolis, dan hinokitiol untuk serat nano pembalut luka. Perlu diketahui senyawa kimia yang akan diekstraksi dan metodenya.

Pemaparan Judul “Aplikasi Natural Produk sebagai Zat Antibakteri pada Material Non-Woven” pada Webinar Pengabdian Seri 2 (22/01/22)

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, pertanda peserta begitu antusias. “Mengapa pada proses pewarnaan dengan zat warna alam menggunakan obat bantu alkohol dan soda abu, apa pengaruhnya dan apa fungsi dari obat bantu tersebut?” demikian salah satu pertanyaan yang dibacakan langsung oleh peserta setelah dipersilakan Putri Nur Ashri Prabowo, mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII yang berperan sebagai moderator. Etanol digunakan untuk membantu pelarutan hasil ekstraksi pewarna alami seperti kulit manggis pada alat soxhlet, sedangkan soda abu berperan sebagai bahan pembantu tahan luntur saat pencucian dan penggosokan.

Selengkapnya: Webinar Pengabdian Prodi Rekayasa Tekstil UII Seri 2 (2021/2022)

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Halo sobat semua, gimana kabarnya? Semoga tetap sehat dan bahagia selalu ya. Pada akhir Semester Ganjil 2021/2022 ini, Program Studi (Prodi) S1 Rekayasa Tekstil mempersembahkan webinar pengabdian masyarakat dengan tema “Potensi Sumber Daya Alam pada Penggunaan di Bidang Tekstil”. Webinar diselenggarakan sebanyak dua seri.

Adapun webinar seri 2 atau yang kedua insya Allah akan dilaksanakan pada:

🗓️ Hari, Tanggal: Sabtu, 22 Januari 2022
Waktu: 10.00 – 12.30 WIB
🖥️ Tempat: Zoom Meeting (link akan dibagikan setelah pendaftaran)

🎙️ Narasumber 1:
*Adella Medika K.N. & Narisa Diah Sukma M.D.*
Mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Sumber Daya Alam Indonesia sebagai Natural Dyes di Bidang Tekstil”

🎙️ Narasumber 2:
*Ir. Drs. Faisal R.M., M.T., Ph.D.*
Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Tekstil Industri”

🎙️ Narasumber 3:
*Ir. Pratikno Hidayat, M.Sc.*
Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Pemanfaatan SDA untuk Finishing Treatment pada Produk Tekstil”

🎙️ Narasumber 4:
*Dr. Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng.*
Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Potensi Natural Produk sebagai Zat Antibakteri pada Material Non-Woven”

🎙️ Moderator:
*Putri Nur Ashri Prabowo*
Mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII

Webinar ini free, terbuka bagi siswa-siswi SMA/SMK/MA/Sederajat, Mahasiswa, Profesional, dan Umum. Dapatkan materi yang bermanfaat, e-certificate, dan doorprize yang menarik. Tersedia juga souvenir, diundi bagi peserta yang mengikuti seluruh rangkaian acara webinar pada seri pertama dan kedua. Nah tunggu apa lagi? Segera daftarkan dirimu di sini: https://bit.ly/WRekateks

Jazakumullahu khayran.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Sebagai bagian dari upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang sumber daya alam tekstil, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII menyelenggarakan Webinar Pengabdian Masyarakat dengan tema “Potensi Sumber Daya Alam pada Penggunaan di Bidang Tekstil”. Webinar ini diselenggarakan sebanyak dua seri. Adapun seri 1 atau yang pertama dilaksanakan pada hari Sabtu (15/01/2022) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Peserta yang hadir kurang lebih 90 orang, terdiri dari civitas akademika UII dan juga masyarakat umum dari luar UII. Bertindak sebagai narasumber adalah mahasiswa yang berkolaborasi dengan dosen.

Pemaparan Judul “Sumber Daya Alam Indonesia untuk Bahan Baku Tekstil” pada Webinar Pengabdian Seri 1 (15/01/22)

“Bahan-bahan baku dalam industri tekstil Indonesia masih banyak mengimpor dari negara lain, dan ketergantungan ini dinilai kurang baik. Salah satu cara menekan impor adalah memanfaatkan serat-serat yang berasal dari sumber daya alam negara kita sendiri,” kata Nailul Amani, mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII sebagai narasumber pertama. Dengan rekannya Muhammad Fa’id Rizki yang juga mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII, disampaikan bahwa serat-serat yang dimaksud antara lain kapas, kapuk, rami, daun nanas, batang bambu, dan sabut kelapa. Fakta menarik, Indonesia penghasil bambu terbesar ketiga dunia setelah Cina dan India.

Narasumber kedua adalah Ahmad Satria Budiman, S.T., M.Sc. Materi terkait pemanfaatan biopolimer untuk produk tekstil ramah lingkungan. Diketahui dua permasalahan, yaitu produk-produk tekstil dari polimer sintetis sulit terurai sehingga mencemari lingkungan dan bahan-bahan polimer sintetis berasal dari industri petrokimia atau minyak bumi sebagai sumber daya alam tidak terbarukan. Oleh karena itu, biopolimer dapat menjadi alternatif solusi, misalnya serat polylactic acid (PLA) dari batang tebu atau pati jagung untuk textile apparels dan serat cellulose nanofibrils (CNF) dari pohon akasia atau ekaliptus untuk non-woven products.

Pemaparan Judul “Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Finishing Treatment pada Produk Tekstil” pada Webinar Pengabdian Seri 1 (15/01/22)

“Berbicara tentang finishing treatment, kalau dibahasa-Indonesiakan adalah perlakuan atau penyelesaian, lebih ke zat tambahan atau bahan pembantu. Penggunaannya bisa meningkatkan tampilan, performa, atau pegangan, dari produk tekstil,” lanjut Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc. Bahan alami yang dimaksud yaitu, aloe vera, teh, kayu putih, neem, biji anggur, daun tulsi, dan minyak atsiri. Ada juga proteksi sinar UV, seperti esktrak dari saffron, teh hijau, dan kulit bawang. Salah satu contoh penelitian yang telah dilakukan adalah minyak kayu putih sebagai anti mikroba kain kapas dengan metode pad-dry-cure dan mikroenkapsulasi.

Narasumber keempat adalah Ir. Agus Taufiq, M.Sc. Dedaunan kering yang jatuh, terutama pada pagi atau sore hari yang belum terkena sinar matahari kuat, dapat digunakan sebagai zat warna alam. Barulah sisanya dapat diolah untuk kompos organik. Misalnya, daun pohon rambutan. Prosedur pewarnaan pada kain kapas dapat dilakukan dengan menggiling dedaunan kering menjadi serbuk, merebusnya, mendinginkan dan menyaring rebusan, lalu mencelup kain dan mengatuskannya. Pencelupan kain dapat dilakukan berulang kali sesuai selera warna yang diinginkan. Kemudian, fiksasi dapat dilakukan dengan larutan tawas atau tunjung.

Pemaparan Judul “Pemanfaatan Dedaunan Kering sebagai Zat Warna Alam” pada Webinar Pengabdian Seri 1 (15/01/22)

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, pertanda peserta begitu antusias. “Apa saja yang terkandung pada limbah tekstil terlebih kapas sehingga bisa membahayakan lingkungan sekitar? Kalau ada ide daur ulang sampah seperti popok bayi yang mengandung banyak kapas, akan menjadi seperti apa produk baru itu?” demikian salah satu pertanyaan yang dibacakan Nayla Faza Ramadhani, mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII yang berperan sebagai moderator. Masyarakat umum salah kaprah bahwa popok bayi terbuat dari serat kapas, padahal di kemasan tidak disebutkan serat kapas. Bahan penyusun popok bayi antara lain wood pulp dan plastik penyusun seperti polyester, polypropylene, dan zat-zat lain.

Daur ulang dapat dilakukan dengan identifikasi plastik untuk diolah sesuai kelompoknya, bisa juga dengan dijadikan bubur kembali lalu dijadikan bijih plastik untuk produk baru seperti botol dan serat tekstil yang dapat menjadi benang dan kain. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa produk daur ulang sifat atau kualitasnya tidak sebaik produk yang dibuat dari bahan murninya. Contohnya masker dari propylene daur ulang dan propylene murni akan berbeda kekuatannya.

Selengkapnya: Webinar Pengabdian Prodi Rekayasa Tekstil UII Seri 1 (2021/2022)

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Halo sobat semua, gimana kabarnya? Semoga tetap sehat dan bahagia selalu ya. Pada akhir Semester Ganjil 2021/2022 ini, Program Studi (Prodi) S1 Rekayasa Tekstil mempersembahkan webinar pengabdian masyarakat dengan tema “Potensi Sumber Daya Alam pada Penggunaan di Bidang Tekstil”. Webinar diselenggarakan sebanyak dua seri.

Adapun webinar seri 1 atau yang pertama insya Allah akan dilaksanakan pada:

🗓️ Hari, Tanggal: Sabtu, 15 Januari 2022
Waktu: 10.00 – 12.30 WIB
🖥️ Tempat: Zoom Meeting (link akan dibagikan setelah pendaftaran)

🎙️ Narasumber 1:
*Muhammad Fa’id Rizki & Nailul Amani*
Mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Sumber Daya Alam Indonesia untuk Bahan Baku Tekstil”

🎙️ Narasumber 2:
*Ahmad Satria Budiman, S.T., M.Sc.*
Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Pemanfaatan Biopolimer untuk Produk Tekstil Ramah Lingkungan”

🎙️ Narasumber 3:
*Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc.*
Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Pemanfaatan SDA untuk Finishing Treatment pada Produk Tekstil”

🎙️ Narasumber 4:
*Ir. Agus Taufiq, M.Sc.*
Dosen Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII
Judul: “Pemanfaatan Dedaunan Kering sebagai Zat Warna Alam”

🎙️ Moderator:
*Nayla Faza Ramadhani*
Mahasiswa Prodi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII

Webinar ini free, terbuka bagi siswa-siswi SMA/SMK/MA/Sederajat, Mahasiswa, Profesional, dan Umum. Dapatkan materi yang bermanfaat, e-certificate, dan doorprize yang menarik. Tersedia juga souvenir, diundi bagi peserta yang mengikuti seluruh rangkaian acara webinar pada seri pertama dan kedua. Nah tunggu apa lagi? Segera daftarkan dirimu di sini: https://bit.ly/WRekateks

Jazakumullahu khayran.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.