Program Studi S1 Rekayasa Tekstil Universitas Islam Indonesia (Rekateks UII) alhamdulillah baru saja mengadakan acara pengajian internal dalam rangka memperkuat tali shilaturahmi dan mengisi kegiatan menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan 1445 Hijriyah. Acara berlangsung pada hari Senin, 25 Maret 2024, jam 17.00 WIB bertempat di Waroeng Nyamleng Jogja, Ngaglik, Sleman. Acara dihadiri oleh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) baik aktif maupun purna tugas, serta mahasiswa seluruh angkatan mulai 2020, 2021, 2022, sampai 2023.
“Ada tiga amalan paling dicintai Allah Swt,” sebagai pembuka dari Ahmad Satria Budiman, S.T., M.Sc. selaku dosen aktif Program Studi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII yang juga pemateri acara pengajian. Amalan tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dimana suatu ketika terjadi dialog antara Abdulllah bin Mas’ud dengan Nabi Muhammad Saw. Abdullah bin Mas’ud sendiri merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang termasuk dalam kelompok assabiqunal awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam.
Amalan pertama adalah shalat pada waktunya. Allah Swt berfirman dalam QS. An-Nisa’ [3] ayat 103, “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.” Oleh karena perintah Allah untuk berpuasa dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 183 juga ditujukan bagi orang-orang beriman, maka firman Allah dalam QS. An-Nisa’ [3] ayat 103 ini tentu sangat relevan dalam ikhtiar kita menuju takwa. Apabila telah masuk waktu shalat, sebaiknya ditinggalkan sejenak aktivitas kita untuk mengambil wudhu dan mengerjakan shalat. Apabila kita mendahulukan Allah, insya Allah apa yang menjadi kepentingan kita juga akan didahulukan oleh Allah, bahkan bisa jadi dari jalan yang tidak disangka-sangka.
Amalan kedua adalah berbakti kepada orangtua. Beberapa kali dalam Al-Qur’an, perintah Allah untuk berbakti kepada orangtua, salah satunya dalam QS. Al-Isra [17] ayat 23. Jika orangtua masih hidup, adalah kewajiban kita untuk menghormati mereka serta tidak membohongi dan tidak menyakiti mereka melalui perkataan dan perbuatan kita. Jika orangtua sudah wafat, adalah kewajiban kita sebagai anak yang shalih dan shalihah untuk selalu mendoakan mereka. “Karena salah satu amal yang tidak putus dan terus mengalir, selain sedekah jariyah dan ilmu yang bermanfaat, adalah doa anak kepada orangtua,” tutur Ahmad Satria Budiman, S.T., M.Sc.
Adapun amalan ketiga adalah jihad fii sabilillah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hajj [22] ayat 78, “Berjuanglah kamu pada jalan Allah dengan sebenar-benarnya.” Jihad tidak selalu dimaknai perang melawan musuh Islam. Dalam konteks kekinian, hal ini bisa dilakukan antara lain dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, menjalankan pekerjaan yang diamanahkan dengan sebaik-baiknya, serta berkontribusi positif kepada lingkungan sosial masyarakat. Termasuk jihad adalah melawan hawa nafsu yang dipraktikkan satu bulan penuh selama bulan Ramadhan. Dengan demikian, jihad fii sabilillah dapat dilakukan oleh setiap kita umat Islam. Setelah pengajian selesai, acara dilanjutkan dengan doa dan buka bersama. (ASB)