Program Studi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII kembali mengadakan kuliah umum (general lecture) pada Senin, 7 Juli 2025, di Auditorium FTI UII. Kegiatan ini menghadirkan Armai Syahruddin, S.T., alumni tekstil UII yang juga praktisi industri tekstil sekaligus pemilik dari CV. Rahayu Akmal Sejahtera. Dengan pengalaman panjang di dunia pemasaran dan manufaktur tekstil, beliau berbagi wawasan seputar technopreneurship. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa lintas angkatan dimana mahasiswa diajak memahami bahwa dunia tekstil memiliki peluang besar untuk digarap melalui pendekatan inovatif dan berorientasi teknologi. Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata kontribusi Ikatan Keluarga Alumni Tekstil UII (Ikateks UII) dalam membangun koneksi antara alumni dan mahasiswa.
Dalam sambutannya, Dr.Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng. selaku selaku Ketua Program Studi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII menjelaskan bahwa general lecture merupakan agenda rutin dua kali setahun. “Topik kali ini berbeda karena menyoroti aspek technopreneur dalam industri tekstil,” kata Bu Rina. Mahasiswa didorong untuk tidak hanya menjadi pekerja pabrik atau pencari kerja, tetapi juga pencipta usaha. Dengan paparan narasumber yang berpengalaman, kegiatan ini diharapkan memberi inspirasi nyata serta membuka mata mahasiswa bahwa sektor tekstil menyimpan banyak potensi untuk dijadikan ladang usaha yang berkelanjutan.

Penyampaian Materi General Lecture Ikateks UII (07/07/25)
Dalam materi bertajuk “Technopreneurship: Membaca Peluang, Membangun Usaha, Menjadi Pemenang”, Pak Armai menekankan pentingnya tiga prinsip utama untuk menjadi technopreneur sukses, yaitu disiplin, inovatif, dan kolaboratif. Disiplin bukan hanya soal waktu, tetapi juga dalam ilmu dan ibadah. Lalu inovasi dapat diasah dengan banyak belajar, terbuka pada hal baru, dan berani mengambil risiko. Sedangkan kolaborasi bisa dimulai sejak kuliah, melalui organisasi, program kampus, hingga kerja paruh waktu. “Tekstil itu kebutuhan pokok dari lahir sampai mati. Berbeda dengan rumah atau mobil yang dibeli sekali seumur hidup, tekstil selalu dibutuhkan terus-menerus. Pasarnya besar, saingannya tidak banyak, dan bisa berlangsung secara kontinu atau dalam jangka panjang,” terang Pak Armai.
Sesi tanya jawab berlangsung aktif, menunjukkan antusiasme mahasiswa terhadap materi yang disampaikan. Damar Tamura Rossi (2022) bertanya tentang penerapan teknologi dalam usaha kuliner dan disarankan untuk memulai dari segmentasi pasar yang tepat serta pemanfaatan media sosial. M. Aura Satriawan (2021) menanyakan kondisi industri tekstil saat ini, yang dijawab bahwa meski banyak pabrik tutup, peluang tetap ada jika pelaku usaha memahami ceruk pasarnya. Akhmad Zaky Fakhrul (2024) dimotivasi untuk terus mengembangkan potensi serat alam melalui efisiensi biaya dan segmen pasar khusus. Taufiq Rizki (2022) mendapat masukan strategi pemasaran lokal untuk lebih memahami musim permintaan, sementara Asyifa Septiadini (2022) mendapat penjelasan tentang perbedaan technopreneur, startup founder, dan developer, yang berbeda peran namun saling bersinggungan.

Sesi Tanya Jawab General Lecture Ikateks UII (07/07/25)
Menutup kegiatan, Pak Armai mengajak mahasiswa untuk mulai melangkah sejak sekarang, selagi masih muda dan penuh semangat. Masa muda adalah waktu terbaik untuk mencoba, gagal, dan belajar. Beliau menyelipkan filosofi Jepang, seperti Kaizen (perbaikan harian), Ikigai (alasan hidup), dan Pomodoro (manajemen waktu), yang bisa diterapkan untuk melatih disiplin dan produktivitas sehari-hari. “Perkuat knowledge karena penguatan ilmu pengetahuan tetap menjadi fondasi penting yang harus dibangun sejak di bangku kuliah,” pungkas Pak Armai. (ASB)