Rekayasa Tekstil UII Menjadi Tuan Rumah Jogja Fashion Dunia
Program Studi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII dan Program Studi S1 Teknik Mesin FTI UII berkesempatan menjadi tuan rumah bagi acara Jogja Fashion Dunia. Acara tersebut adalah Business Coaching 3 pada Program Young Entrepreneur Fashion Academy yang merupakan kolaborasi antara Jogja Fashion Dunia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, dan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII). Acara berlangsung selama dua hari, yaitu Selasa dan Kamis pada tanggal 26-27 September 2023, bertempat di Ruang 04.04 FTI UII. Acara diikuti oleh sedikitnya 25 wirausaha di bidang fashion dan jewelry, bersama para mentor.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU, ASEAN Eng. selaku Dekan FTI UII. Dalam sambutan beliau, disampaikan bahwa tekstil hari ini semakin inovatif dengan sentuhan teknologi, salah satunya dengan teknologi nano. “Kita tahu bahwa pewarna alam itu mudah luntur, sebabnya karena molekul warna yang besar dan dengan teknologi nano bisa dibuat lebih kecil sehingga lebih tahan luntur,” tutur Prof Hari. Acara pembukaan turut dihadiri oleh Ir. Syam Arjayanti, M.P.A. selaku Kepala Disperindag Provinsi DIY, Theresia Sumartinititin selaku Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Muh. Anwar Karim selaku Ketua Jogja Fashion Dunia, dan para mentor ahli di bidang fashion dan jewelry seperti Ali Charisma dan Dina Midiani.
Pada hari pertama setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke Laboratorium Rekayasa Tekstil dan Teknik Mesin. Acara juga diisi dengan inspiring talk yang dibawakan oleh Ir. Agus Taufiq, M.Sc. selaku Ketua Program Studi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII. Disampaikan bahwa tren industri fashion saat ini dapat dipetakan mengarah tiga hal. Pertama, tren warna alam seperti produk ecoprint dan batik warna alam. Kedua, tekstil berkelanjutan atau sustainable fashion seperti pemanfaatan serat alam untuk produk kerajinan (textile craft) dan pengolahan limbah tekstil untuk produk baru bernilai tambah. Ketiga, integrasi teknologi. “Kami di sini melalui kolaborasi dosen dan mahasiswa telah membuat smart masker yang terintegrasi IoT, smart jacket bag atau jaket gunung dengan sensor pendeteksi, serta produk celana khusus untuk penderita ambeien,” terang Pak Agus Taufiq.
Adapun pada hari kedua, acara berlangsung serupa. Selain diisi dengan presentasi wirausaha secara satu per satu dan diberikan tanggapan oleh mentor ahli, di sela-sela acara kembali diisi dengan inspiring talk. Pada hari kedua dibawakan oleh Dr. Ir. Paryana Puspaputra, M.Eng. selaku Kepala Pusat Studi Desain dan Manufaktur Produk Seni dan Jewelri Teknik Mesin FTI UII. Beliau bercerita pernah bekerja sebagai ahli robot di industri manufaktur otomotif di Jakarta. Saat pindah ke Jogja, beliau melihat adanya local genius yang dapat menjadi ciri khas yang kuat, salah satunya pengrajin perak. Jewelri kemudian ditekuni sebagai bidang keahlian dan keunggulan Teknik Mesin. Desain yang rumit sekalipun seperti logo dapat dijadikan produk jewelri melalui teknologi tingkat tinggi. “Jadi kalau Bapak/Ibu ada masalah, jangan sungkan dibawa ke sini untuk dicari solusinya,” tambah Pak Paryana sambil menampilkan produk-produk jewelri, antara lain jewelri sayap kupu-kupu.
Sebagaimana diketahui, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X memiliki harapan agar Jogja dapat menjadi pusat fashion dunia dengan jati diri tersendiri yang secara tidak langsung mendorong pertumbuhan industri fashion. Lia Mustafa selaku Ketua Program Young Entrepreneur Fashion Academy menjelaskan, proses seleksi telah dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2023 dengan diikuti sekitar 126 wirausaha. Selanjutnya dipilih 25 peserta untuk lanjut ke tahap business coaching. Sebagai bagian dari Tim Jogja Fashion Dunia, Program Studi S1 Rekayasa Tekstil FTI UII dan Program Studi S1 Teknik Mesin FTI UII siap berkontribusi positif. (ASB)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!