Webinar Pengabdian Seri 2: Ketahui Pedoman dan Peluang Mengolah Limbah Masker Sekali Pakai

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung protokol kesehatan, menjaga lingkungan sekitar, dan memberi wawasan keilmuan, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII menyelenggarakan Webinar Pengabdian Seri 2 dengan tema “Masker dan Pengelolaan Daur Ulang Masker Medis”. Acara yang diikuti sedikitnya 165 peserta ini berlangsung Sabtu (21/08/21) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Bertindak sebagai narasumber adalah Ir. Drs. Faisal RM, M.T., Ph.D., Dr. Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng., dan Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc., ketiganya merupakan dosen di Prodi Rekayasa Tekstil UII.

Pemaparan Sub Tema “Desain dan Pemilihan Bahan Masker Covid-19 yang Aman dan Nyaman” pada Webinar Pengabdian Seri 2 (21/08/21)

“Sebagaimana diketahui, virus masuk ke tubuh manusia melalui hidung dan mulut, sehingga masker merupakan produk tekstil utama untuk menangkalnya,” tutur Ir. Drs. Faisal RM, M.T., Ph.D. selaku narasumber pertama. Dalam hal desain masker, ada desain struktur yang meliputi jenis serat, anyaman, dan kerapatan. Lalu ada desain permukaan terkait dengan warna dan motif masker. Sedangkan dalam hal bahan masker, perlu dipertimbangkan agar aman dan nyaman, seperti membuat permukaan masker yang halus dan tidak menimbulkan iritasi kulit.

Ada tiga jenis produk tekstil, yaitu tenun (woven), rajut (knitted), dan bukan tenun (non woven). Sebagian besar masker Covid-19 terbuat dari jenis non woven dengan tiga lapisan dimana paling luar bersifat menolak air (serat polyester), kemudian di tengah bersifat menahan virus (serat polypropylene), dan paling dalam bersifat menyerap air (serat kapas). Desain untuk masker berbeda sesuai fungsinya, sehingga masker penahan debu dan penahan virus desainnya tidak sama. Terlebih dengan adanya varian baru, desainnya perlu dievaluasi dan ditingkatkan.

Pemaparan Sub Tema “Dampak Lingkungan dan Tantangan Mengatasi Limbah Masker Rumah Tangga” pada Webinar Pengabdian Seri 2 (21/08/21)

Semakin banyak orang memakai masker tentu berdampak pada lingkungan karena semakin banyak pula limbah masker rumah tangga. “Berdasarkan data dari KLHK-RI sejak 19 Maret 2020 hingga 09 Februari 2021, total timbunan limbah medis Covid-19 mencapai 7.500 ton yang kurang lebih sama dengan 1.500 gajah. Bayangkan, bagaimana mengelolanya dan apa yang harus kita lakukan?” papar Dr. Eng. Rina Afiani Rebia, S.Hut., M.Eng. selaku narasumber kedua. Masker medis sekali pakai terbuat dari salah satu jenis plastik, yaitu polypropylene atau disingkat PP.

Polypropylene memiliki sifat termoplastik yang kuat dan murah, namun perlu 450 tahun untuk terurai habis. Berdasarkan produk yang beredar, ada juga jenis plastik lain sebagai bahan masker medis, yaitu polyester, polyurethane, dan polyethylene. Limbahnya berpotensi menjadi mikroplastik yang berbahaya. Insinerasi dan pirolisis bisa dilakukan untuk mengolah limbah masker sekali pakai. Selanjutnya sesuai anjuran dari Kemenkes-RI, masker sekali pakai dapat dikelola dengan dikumpulkan, di-desinfeksi, digunting, dibungkus, lalu dibuang ke tempat sampah domestik.

Pemaparan Sub Tema “Pengolahan Limbah Masker Medis Menjadi Bijih Plastik Bahan Baku Geotekstil” pada Webinar Pengabdian Seri 2 (21/08/21)

Pengolahan limbah masker medis sekali pakai juga dapat dilakukan dengan menjadikannya bijih plastik bahan baku geotekstil. Geotekstil merupakan satu dari dua belas bidang keilmuan tekstil teknik (technical textiles). “Geotekstil erat hubungannya dengan konstruksi jalan, jembatan, rel kereta api, dan bangunan, aplikasinya kurang lebih pada sistem drainase jalan tol. Sementara itu, masker medis yang dibahas di sini adalah yang digunakan oleh masyarakat umum dengan warna hijau atau biru, terbuat dari bahan utama polypropylene, dan terdiri dari tiga lapisan,” jelas Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc. selaku narasumber ketiga.

Selain bahan masker medis, polypropylene dapat digunakan untuk tali pengangkat beban, karpet, keset, popok sekali pakai, dan pakaian olahraga. Daur ulang polypropylene sudah banyak dilakukan dengan peluang profit cukup besar, seperti jadi sikat gigi, botol, dan pipet/sedotan. Untuk bijih plastik geotekstil, daur ulang masker dilakukan dengan sterilisasi menggunakan pemutih (natrium hipoklorit), dibilas, direbus, dan dipotong kecil. Berikutnya potongan masker dilelehkan di mesin ekstruksi, lalu dicetak menjadi butiran polimer kecil; butiran hijau dari masker medis warna hijau dan butiran biru dari masker medis warna biru. (ASB)

Webinar Pengabdian Seri 1: Cermati Masalah Kulit dan Rangkap yang Benar dari Penggunaan Masker

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *