Rekateks UII - Berita Terkini Event

Untuk ketiga kalinya, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII kembali menyelenggarakan kuliah tamu sebagai bagian dari aktivitas pengajaran. Beberapa waktu lalu, kuliah tamu pertama membahas nanoteknologi dan kuliah tamu ketiga membahas komposit. Dalam kesempatan yang sekaligus menjadi penutup semester genap 2020/2021, topik yang dibahas adalah fashion. Kuliah tamu ketiga telah dilaksanakan hari Rabu (07/07/21) melalui Zoom Meeting dengan dihadiri sedikitnya 40 peserta. Bertindak sebagai pemateri adalah Yuliana Fitri, S.E. selaku Owner dan Designer di Aruna Creative ID dan CV. Asti Reswara Nata, Yogyakarta.

Untuk ketiga kalinya, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII kembali menyelenggarakan kuliah tamu sebagai bagian dari aktivitas pengajaran. Beberapa waktu lalu, kuliah tamu pertama membahas nanoteknologi dan kuliah tamu kedua membahas komposit. Dalam kesempatan yang sekaligus menjadi penutup semester genap 2020/2021, topik yang dibahas adalah fashion. Kuliah tamu ketiga telah dilaksanakan hari Rabu (07/07/21) melalui Zoom Meeting dengan dihadiri sedikitnya 40 peserta. Bertindak sebagai pemateri adalah Yuliana Fitri, S.E. selaku Owner dan Designer di Aruna Creative ID dan CV. Asti Reswara Nata, Yogyakarta.

Poster kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 07/07/2021

“Saya terlahir dari keluarga yang notabene tailor,” tutur Mbak Uli, demikian beliau akrab disapa. Mbak Uli pernah bekerja di bank setelah berkuliah di jurusan manajemen. Setelah itu, ia bersekolah fashion untuk meningkatkan pengetahuan, lalu memutuskan berwirausaha. Selain sebagai designer dan entrepreneur, aktivitasnya juga mengikuti exhibition baik di dalam maupun luar negeri. Spesifikasi usaha yang diangkat adalah ethnic fashion atau tekstil wastra nusantara, seperti tenun dan jumputan, termasuk ecoprint dan sustainable fashion. Lini usaha lain yang ditekuninya adalah sandal etnik, konveksi seragam, dan peralatan seminar.

Sebagai pengantar, fashion designer atau perancang busana merupakan seseorang yang ahli dan terampil dalam mendesain pakaian. Jika menyebut Indonesia, maka designer yang berkarir di Indonesia atau designer yang berkiprah di luar negeri menggunakan Wastra Indonesia dengan ciri khas masing-masing daerah. Mbak Uli  kemudian mengambil contoh dua sosok yang mungkin masih asing karena belum terlalu terekspos. Pertama adalah Harry Halim yang kini bermukim di Perancis. Kedua adalah Didiet Hediprasetyo yang merupakan putra dari Prabowo Soebianto. Karya-karya yang diangkat salah satunya kain glossy untuk batik cap (printing).

Pemaparan materi kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 07/07/2021

Sosok designer lain ada Ghea Pangabean yang mengangkat batik jumputan dan mendiang Ramly dengan support system yang selalu diingat Mbak Uli, bahwa menjadi designer tidak hanya membuat pakaian, tetapi harus tahu lebih banyak mulai dari serat, benang, dan hasil yang memiliki arti. Untuk perkembangan designer di Indonesia, arahnya ke industri fashion. Konsumen lebih memilih pakaian kasual yang nyaman. Merek pun berpengaruh, seperti merek lokal yang mendukung pemulihan ekonomi nasional, merek yang dapat bertanggung jawab secara sosial (sustainable fashion), dan merek inklusif yang dapat merangkul keragaman.

Saat ini kita berada di era digital, Dian Pelangi bisa dijadikan pembelajaran bahwa penggunaan media digital perlu dikencangkan. “Untuk entertainment market, melalui YouTube dan media sosial lainnya yang sekarang dikembangkan, namun kadang latah. Biasanya videonya sama seperti itu, tidak ada pembeda, ini sebenarnya masalah, jadi melatah antara produsen, penjual, dan designer,” catat Mbak Uli. Terkait masa pandemi sekarang, terdapat plus dan minus masing-masing. Ada yang mengajarkan saling menghargai, namun tak bisa dipungkiri laba usaha banyak yang jatuh. Ladang virtual memang berdampak, namun tak cukup signifikan.

Peserta kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 07/07/2021

Selanjutnya perkembangan designer dunia, designer di luar negeri dapat dikatakan lebih mapan dari segi manajemen keuangan. Baik tenaga kerja maupun pemodal sudah cukup besar, sehingga designer dapat lebih fokus pada koleksi busana dan tidak perlu pusing apabila terjadi penurunan pendapatan (income). Designer di luar negeri punya tim yang solid dan kompeten serta keuangan yang luar biasa. Hal ini membuat pandemi tidak begitu berpengaruh terhadap kreativitas designer luar negeri, sebaliknya cukup berpengaruh terhadap kreativitas designer dalam negeri. Kreativitas designer ini berpengaruh terhadap naiknya penjualan produk.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, diperlukan prediksi atau yang disebut trend forecasting bagi pelaku industri dan akademisi, mencakup perkembangan pola pikir, teknologi, gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Sebelum tahun 2018, designer Indonesia mengacu ke luar negeri, namun kini tidak lagi karena melalui Kementerian Pariwisata dan Indonesian Fashion Chamber (IFC). Untuk forecasting fashion design Indonesia 2021/2022 terkait Covid-19, terdapat empat tema, yaitu essentiality dan spirituality yang memperhatikan filosofi hidup dan menghargai kekayaan lokal, serta exploitation dan exploration yang memperhatikan aspek seni. (ASB)

Kuliah Tamu Kedua : Teknologi Komposit pada Industri Pesawat Terbang

Rekateks UII - Berita Terkini

Tak bisa dipungkiri bahwa kita sedang berada dalam dua fase disrupsi, yaitu Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi Covid-19. Apa saja yang sebenarnya perlu dipersiapkan untuk menghadapi tantangan dunia kerja? Berangkat dari hal tersebut, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII mengadakan webinar dengan judul “Persiapkan Diri Menghadapi Dunia Kerja”. Acara yang diikuti sedikitnya 120 peserta ini berlangsung Sabtu (03/07/21) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Bertindak sebagai narasumber adalah Yoski dan Galang Galih Gibran, keduanya alumni Prodi Rekayasa Tekstil UII yang saat ini berkarir profesional.

Webinar Ketiga Prodi Rekayasa Tekstil UII di Tahun 2021

“Saya bekerja di salah satu perusahaan Jepang dari tahun 2017 sampai sekarang, serta ada freelance project yang masih on-going,” kata Yoski mengawali ceritanya. Apa yang dicapainya saat ini tak lepas dari pengalaman sekolah, mulai dari S1 di Prodi Rekayasa Tekstil UII sampai memperoleh beasiswa S2 di Thailand dan Amerika Serikat dengan bidang ilmu polimer. Semasa kuliah tersebut, Yoski memiliki banyak pengalaman organisasi yang mengasah hard skill dan soft skill, dua kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia kerja. Sistem terkomputerisasi menurutnya adalah yang paling dirasakan cukup memudahkan pekerjaan.

Berdasarkan pengalamannya terkait hard skill, gelar sarjana masih dibutuhkan sebagai syarat kerja di Indonesia. Kemampuan berbahasa juga demikian, terutama diharuskan bisa berbahasa Inggris. “Yang saya rasakan, karena perusahaan Jepang, tapi saya tidak bisa berbahasa Jepang, maka akan berbeda salary-nya dengan yang bisa berbahasa Jepang,” lanjut Yoski. Kita pun wajib bisa mengoperasikan komputer dan beberapa software tertentu, serta paham digital marketing dan dasar-dasar internet seperti meeting daring. Kita wajib belajar entrepreneurship sebagai hal yang juga penting, agar bisa bertahan di berbagai macam kondisi dan perubahan situasi.

Penyampaian materi webinar oleh Yoski yang bekerja di Hanwa Co. Ltd.

Sementara itu terkait soft skill, untuk fresh graduate tidak boleh menyerah. “Karena lulusan ini, harus perusahaan ini; itu kita tidak boleh terlalu idealis, seandainya seperti itu kita akan ketinggalan,” pesan Yoski. Selama cocok, jalani saja dulu, sambil berjalan menyesuaikan. Lalu kita wajib belajar leadership, sebab diinginkan atau tidak, ada jenjang karir yang mengharuskan kita jadi pimpinan. Berikutnya kita harus bisa berkomunikasi dengan atasan dan bawahan, bisa public speaking supaya tidak jalan di tempat, dan bisa beradaptasi dengan kondisi kerja ataupun karakter orang. Sebagai pelengkap, Yoski berbagi tips dan trik sukses di Rekayasa Tekstil UII.

“Sekarang saya bekerja dan tinggal di Belanda, perusahaannya sendiri adalah tekstil kimia yang juga memiliki pabrik di China dan Thailand, serta menjual produk di Indonesia,” kata Galang sebagai pembicara selanjutnya. Apa yang dicapainya saat ini pun tak lepas dari pengalaman studi S1 di Prodi Rekayasa Tekstil UII selama tiga tahun dan memperoleh beasiswa double degree untuk belajar di Belanda selama satu tahun. Disrupsi yang terjadi menurutnya dapat dimaknai sebagai dua hal berbeda, yaitu apakah bisa menjadi challenge atau merupakan opportunity. Seperti siklus, setiap kali mengalami krisis, selalu ada perubahan besar yang perlu disikapi.

Penyampaian materi webinar oleh Galang yang bekerja di Tanatex Chemicals B.V.

“Dari pengalaman saya, kemampuan beradaptasi itu sangat diuji,” sambung Galang. Terlebih lagi, masalah terbesar ketika kita bekerja justru bukan dari menyelesaikan pekerjaan itu sendiri. Sebab apa yang dipelajari di kampus bisa diterapkan di dunia kerja, tetapi ada cultural difference seperti gap umur, perbedaan pola pikir, dan ethical culture, itu yang lebih dihadapi. Senada dengan Yoski, Galang bercerita bahwa peluang kerja belum tentu selalu sesuai dengan yang diinginkan sehingga kita perlu terbuka untuk mempelajari hal-hal baru serta beradaptasi. “Pada intinya, semua ilmu itu pasti berguna, tinggal bagaimana menerapkannya,” pesan Galang.

Keterampilan berbahasa juga diperlukan di dunia kerja. CEO di tempat Galang bekerja diganti dengan yang bisa berbahasa Mandarin karena Cina mulai menjadi pusat perekonomian dunia. Etika dalam bersosialisasi dan berkomunikasi juga diperlukan. Dalam era digital saat ini, bukan hanya etika tatap muka secara offline melainkan juga secara online seperti menulis profil diri, mengirim email/surel, dan melakukan conference call. Lantas, apa gunanya kuliah? Kuliah itu mengajarkan kita bagaimana caranya belajar, berpikir, dan bekerja. Seperti bagaimana kita menyelesaikan masalah, metodenya itu yang dipelajari, bukan ilmu pastinya. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Setelah kuliah tamu pertama pada bulan Maret 2021, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII kembali menyelenggarakan kuliah tamu kedua pada bulan Juni 2021. Topik yang dibawakan kali ini seputar perkembangan teknologi komposit serat aeronautika. Kuliah tamu kedua telah dilaksanakan hari Sabtu (19/06/21) melalui Zoom Meeting dan juga YouTube Live Streaming dengan dihadiri sedikitnya 150 peserta yang merupakan mahasiswa, dosen, dan dari masyarakat umum. Bertindak sebagai pemateri adalah Ir. Handoko Subawi, M.T. selaku Manager Manufacturing Development di PT. Dirgantara Indonesia dengan 25 tahun pengalaman profesional.

Poster kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 19/06/2021

“Sebagai pemahaman mendasar, material komposit dibuat lebih dari satu bahan penyusun, sifat kimia berbeda, ketika digabungkan menghasilkan jenis material baru yang berbeda namun sifat dari bahan-bahan pembentuknya masih bisa ditelusur,” kata Pak Handoko mengawali pemaparannya. Komposit ada yang sudah terbentuk secara alami sebagai karunia Allah dan ada pula rekayasa manusia untuk meniru atau mensintesis dengan harapan dapat memperbaiki sifat fisik, mekanik, elektrik, dan lain-lain sehingga lebih baik lagi. Pada prinsipnya, komposit tersusun dari dua komponen dasar, yaitu reinforcement (penguat) dan matrix (pengikat).

Untuk penguat, bisa berupa serat, logam, dan keramik. Sementara untuk matrix, bisa berupa polimer, logam, juga keramik. Komposit dengan matrix polimer dibedakan menjadi struktur primer misalnya badan pesawat terbang dan struktur sekunder misalnya bagian kendali seperti radar dan aileron. Kemudian komposit dengan matrix logam, digunakan untuk pesawat tempur dan komponen satelit, yang perlu suhu dan kecepatan lebih tinggi daripada penggunaan komersial. Lalu komposit dengan matrix keramik, digunakan pada pesawat luar angkasa. “Indonesia belum masuk ke sini, tapi ilmunya bisa dikuasai anak bangsa,” lanjut Pak Handoko.

Pemaparan materi kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 19/06/2021

Industri pesawat terbang di dunia dikuasai dua kubu besar. Pertama, di Eropa ada Airbus. Kedua di Amerika Serikat namanya Boeing. Komposit serat sudah digunakan oleh pesawat terbang sejak tahun 1970an pada tipe A300 hingga tahun 2000an pada tipe A380. Yang sedang ramai sekarang adalah Airbus A350 dimana komponen kompositnya semakin dominan. “Bagaimana dengan kita?” tanya Pak Handoko. Alumnus dari Institut Teknologi Bandung ini menerangkan bahwa PT. Dirgantara Indonesia sudah memproduksi CN295 yang merupakan kelanjutan dari CN235. Kompositnya antara lain terdapat di bagian kontrol permukaan, radar, dan aileron.

Pada pesawat terbang, polimer yang digunakan bukan termoplastik, melainkan termoset. Serat yang digunakan antara lain serat karbon (polyacrylonitrile), aramid (polyamide), dan serat gelas. Ada satu lagi namanya serat polyimide, namun belum digunakan untuk pesawat komersial, baru untuk pesawat tempur. Dalam garis besar prosesnya, serat karbon dipintal menjadi benang, lalu dibalur dengan resin basah, dan dikeringkan dengan suhu tinggi. “Dunia mulai berpikir pada efisiensi sumber daya dan konservasi lingkungan, sehingga tren ke depan menggunakan teknologi hemat energi dan ramah lingkungan,” demikian catatan dari Pak Handoko.

Peserta kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 19/06/2021

Ada dua tahap utama dalam membuat komponen pesawat terbang, yaitu laminasi (penumpukan) dan curing (pemanasan). Laminasi ada yang menggunakan cetakan tertutup dan cetakan terbuka, teknologinya disebut fiber placement, tape laying, dan resin infusion. Laminasi ini dilakukan dengan mesin otomatis dimana teknologinya berasal dari Eropa. “Terus pertanyaannya bagi mahasiswa, saya di UII bisa nggak belajar sampai (Eropa) sini?” lanjut Pak Handoko. Beliau menjawab, bisa. Sebab nanti ada program pelatihan terlebih dahulu dari PT. Dirgantara Indonesia sebelum bekerja, baik engineer maupun teknisi, bisa dikirim ke Madrid, Milan, dan lain-lain.

Berikutnya curing, ada yang menggunakan autoclave system dan bukan autoclave. Autoclave ini sejenis kapsul besar, seukuran dua lapangan sepak bola kalau di PT. Dirgantara Indonesia. Untuk yang bukan autoclave, teknologinya disebut oven system, hot forming, hot bonder, routing-drilling, dan robotic drilling system. Semua merupakan produk atau teknologi internasional sehingga orang-orang yang bekerja di industri pesawat terbang bisa dikirim untuk mengikuti pelatihan di luar negeri. “Pesan implisitnya bagi adik-adik mahasiswa, di luar kesibukan kuliah, jangan lupa. Satu, ngaji, ini penting. Dua, komunikasi Bahasa Inggris,” pesan Pak Handoko. (ASB)

Kuliah Tamu Pertama : Peran Nanoteknologi pada Bidang Tekstil

Rekateks UII - Berita Terkini

Berdasarkan hasil sebuah riset, delapan dari sepuluh perusahaan di Indonesia kesulitan untuk mendapatkan lulusan perguruan tinggi siap pakai. Apakah kuliah dan bekerja, keduanya bisa sejalan? Untuk membahasnya, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII mengadakan webinar dengan judul “Strategi Memilih Jurusan Kuliah yang Ideal.” Acara yang diikuti sedikitnya 80 peserta ini berlangsung Sabtu (10/04/21) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Bertindak sebagai narasumber adalah Ratna Syifa’a Rachmahana selaku Dosen Prodi Psikologi FPISB UII dan Ahmad Satria Budiman selaku Dosen Prodi Rekayasa Tekstil FTI UII.

Webinar Kedua Prodi Rekayasa Tekstil UII di Tahun 2021

Sebagai pengantar, Ibu Ratna menyampaikan bahwa kuliah itu tidak seperti kita beli baju yang kalau ternyata kekecilan mungkin bisa dikasih ke orang atau kalau kebesaran bisa dijahit untuk dikecilkan sesuai tubuh kita. Kuliah tidak seperti itu, kuliah membutuhkan usaha yang membuat kita harus hati-hati dan teliti. Kita akan membutuhkan waktu dan biaya tidak sedikit, uang bisa dicari, tapi waktu tidak pernah bisa kembali. Oleh karena itu, penting sekali untuk mempertimbangkan dengan baik ke mana akan melangkah setelah lulus SMA/SMK/MA.

Kita biasanya memiliki dua pilihan, mau kerja atau kuliah. Dua-duanya tidak ringan. Pertama, mengapa harus kerja, mengapa harus kuliah. Kedua, di mana kita mau kerja, di mana kita mau kuliah. Kemudian yang ketiga, bagaimana kita kerja, bagaimana kita kuliah. “Apakah kita tertarik untuk mengambil program studi yang cepat lulus, atau tertarik untuk jadi ilmuwan ambil S1, S2, dan seterusnya,” kata Ibu Ratna. Ketiga pertanyaan besar tersebut perlu dijawab terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan dan bisa dibantu penyelesaiannya dengan analisis SWOT.

Penyampaian materi webinar oleh Ratna Syifa’a Rachmahana, Dosen Psikologi FPISB UII

Analisis dimulai dari strength (S)/kekuatan dan weakness (W)/kelemahan. Di sini, keduanya merupakan bagian internal dari diri kita, sehingga kita mulai dengan mengkaji dari dalam diri. Untuk kekuatan, kita bisa melihat hal-hal positif dalam diri, seperti mata pelajaran favorit dan prestasi akademik maupun non-akademik. Berikutnya untuk kelemahan, kita bisa melihat dari hal-hal yang kurang disukai dan prestasi terendah meski sudah berusaha maksimal. “Kita sudah belajar biologi mati-matian, tapi kok nilainya paling banter 7, di matematika nggak terlalu niat gampang dapat 8, jadi kita ambil jurusan yang tidak banyak biologi,” terang Ibu Ratna.

Kemudian berlanjut ke opportunities (O)/peluang dan threats (T)/hambatan. Jurusan kuliah dapat dipilih berdasarkan peluang, antara lain kampus-kampus yang terbaik. Idealnya dengan melihat profil jurusan, alumni, fasilitas, dan peluang kerja setelah lulus. Sementara hambatan untuk memilih jurusan, antara lain biaya kuliah seperti ada beasiswa atau tidak, serta persaingan masuk. Semakin favorit, biasanya semakin kecil peluang, tapi sebetulnya hambatan bukan untuk dihindari, melainkan untuk diatasi. Pada akhirnya setelah ada keputusan jurusan, tiga hal yang perlu dilakukan adalah niat yang tepat, komitmen yang kuat, dan usaha yang hebat.

Penyampaian materi webinar oleh Ahmad Satria Budiman, Dosen Rekateks FTI UII

Tidak jauh berbeda dengan analisis SWOT, Pak Budi mengemukakan bahwa memilih jurusan kuliah dapat dilakukan dengan mengenal diri sendiri. Kita tanyakan terlebih dahulu “apa yang saya mau dan apa yang saya bisa” pada diri sendiri, setelah itu kita bisa menentukan minat dan bakat kita ada di mana. Pertimbangan peluang masa depan juga penting, seperti arah karir, capaian kerja, relasi sosial, dan pola hidup, terkait dengan apa yang dilakukan setelah lulus dari jurusan tersebut. Jurusan kuliah bisa ditentukan melalui diskusi dengan teman, guru, atau kerabat, tes psikologi (psikotes), dan tes sidik jari, dengan plus minus masing-masing.

“Pada akhirnya, di mana pun kuliah tidak jauh berbeda karena kita hanya perlu tekun dan teguh menjalaninya, kuliah hanya gerbang awal, setelah itu ada proses-proses hidup lain yang akan dihadapi,” sambung Pak Budi. Narasumber kedua ini juga berbagi pengalaman tentang kegagalannya mengikuti SNMPTN, “Itu sama seperti UTBK kalau sekarang. Saya maksimalkan seluruh kesempatan yang ada saat itu selama tiga tahun untuk ikut SNMPTN, namun tidak ada yang lolos.” Ketika gagal, bukan berarti kita bodoh, kesempatan kita disediakan Allah di tempat lain. Kita perlu mengubah kegagalan jadi peluang, antara lain kejar alternatif selain PTN. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Untuk menambah wawasan dari luar ruang perkuliahan, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII menyelenggarakan kuliah tamu setiap semester. Kuliah tamu ini diisi oleh akademisi dan praktisi dari luar kampus, serta terbuka untuk umum, dalam arti tidak terbatas pada sivitas akademika UII yang dapat mengikutinya. Pada semester genap 2020/2021, kuliah tamu pertama telah dilaksanakan hari Kamis (18/03/2021) melalui Zoom Meeting. Bertindak sebagai pemateri adalah Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI yang juga merupakan pakar nanoteknologi dengan 15 paten.

Poster kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 18/03/2021

“Semua makhluk hidup, walau bahan bakunya sama, namun strukturnya berbeda,” kata Prof. Nurul mengawali pemaparannya. Dalam struktur tersebut, perbedaan susunan dan jumlah zat yang ada dapat mempengaruhi sifat suatu benda atau karakter makhluk hidup. Seperti misalnya daun lotus (bunga teratai), dalam skala mikroskopik yang teramat kecil, terlihat semacam gerigi di permukaan daun yang menjadi jawaban mengapa air tidak dapat membasahi daun lotus. Fenomena ini dijadikan konsep dasar merancang produk, contohnya sarung tangan anti air.

Sejauh ini, nanoteknologi telah diaplikasikan Prof. Nurul dan rekan-rekannya dalam bidang pangan, kosmetik, dan material. Nanoteknologi telah berhasil meningkatkan nilai tambah suatu produk. Jika kunyit yang dijual di pasar tradisional atau pasar swalayan, kisaran harganya ribuan, maka dengan nanoteknologi, kisaran harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Contoh lainnya, pasir besi. Dengan nanoteknologi, harga jualnya juga bertambah dari ribuan hingga jutaan. “Tapi biar saya saja yang jualan seperti ini, nanti kalau Anda ikut, saya rugi,” seloroh Prof. Nurul.

Pemaparan materi kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 18/03/2021

Terkait aplikasi nanoteknologi di bidang tekstil, Prof. Nurul mengemukakan bahwa potensi yang ada cukup menjanjikan bagi Indonesia. Pertama, bisa diterapkan pada kaos kaki anti air. Hal ini salah satunya bertujuan agar kita tidak perlu repot melepas dan memasang kaos kaki saat berwudhu hendak melaksanakan shalat. Kedua, bisa diterapkan pada pakaian tolak air. Hal ini salah satunya mengingat Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, sehingga untuk memudahkan mobilitas masyarakat jika dalam kondisi hujan deras.

“Selanjutnya, sinar matahari di negara kita cukup terik, nanoteknologi bisa digunakan untuk anti ultraviolet,” terang Prof. Nurul. Terkait pandemi Covid-19, lulusan Kagoshima University, Jepang, ini menambahkan jika nanoteknologi juga bisa diterapkan sebagai nanofilter pada bahan masker. Tak kalah penting, nanoteknologi bisa diterapkan pada powder technology untuk zat warna. “Jadi kalau hasil pewarnaan tekstil kurang terang, nanoteknologi bisa membuat ukuran zat warna lebih kecil dan lebih halus, sehingga warnanya bisa lebih tajam,” lanjut Prof. Nurul.

Peserta kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 18/03/2021

Terkait zat warna tadi, nanoteknologi pun bisa dikembangkan untuk material pewarna alami. Selain tidak berbahaya bagi lingkungan jika dibandingkan pewarna sintetis, potensi kekayaan alam di Indonesia juga luar biasa untuk pewarna alami. Nanoteknologi memiliki prospek bisnis yang menjanjikan dengan nilai market kurang lebih 14,8 triliun US Dollar atau sekitar 200 triliun Rupiah. Sampai hari ini, industri pengelola bahan baku yang menjadi pemain di kancah global didominasi oleh negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan di Asia ada Jepang dan Korea.

Lantas, bagaimana langkah pengembangan nanoteknologi? Selain tentunya meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, langkah pengembangan dapat dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jenis bahan baku apa yang akan dimanfaatkan, kemudian melakukan analisa atau karakterisasi untuk mengetahui sifat-sifat yang dihasilkan dari produk dengan bahan baku tersebut, baru setelahnya merencanakan untuk melakukan proses produksi secara bertahap. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini

Tak jarang saat ingin berwirausaha, sebagian kita bingung memulainya dari mana. Sebagai pelajar dan mahasiswa, tak sedikit yang khawatir pendidikan nantinya keteteran. Ada pula yang ragu, bisakah bisnis dan kuliah jalan bersamaan? Untuk membahasnya, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII mengadakan webinar dengan judul “Bisnis Generasi Milenial, Kuliah Tetap Berprestasi.” Acara yang diikuti sedikitnya 100 peserta ini berlangsung Sabtu (13/03/21) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Bertindak sebagai narasumber adalah Diajeng Lestari selaku CEO Hijup dan Rosa Akhirunnisa selaku Creative Director Acuan Kreatif.

Webinar Pertama Prodi Rekayasa Tekstil UII di Tahun 2021

Mengawali perbincangan, Diajeng Lestari bercerita bahwa tahun 2016 saat Hijup mengikuti London Fashion Week, ia bertemu salah seorang mahasiswa dari jurusan future textile. “Saya berpikir, kok di Indonesia nggak ada ya. Alhamdulillah sekarang sudah ada di Indonesia ini Rekayasa Tekstil UII,” kata Diajeng. Harapannya, prodi ini bisa menjadi pionir untuk menemukan bahan-bahan baru karena kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Dengan berkembangnya sustainable fashion, bahan-bahan yang ramah lingkungan merupakan peluang riset yang menjanjikan.

Berikutnya disampaikan bahwa konsep bisnis Hijup adalah menyediakan platform untuk menjembatani fashion designer dan customer. Strategi yang banyak digunakan adalah media sosial karena modalnya tidak terlalu besar. Diajeng Lestari memulai usaha ketika usianya 25 tahun. Lalu apa saja formulanya untuk jadi seorang entrepreneur? Pertama, jujur. Pada saat itu banyak anggapan bahwa perempuan berhijab itu terkesan kuno, tidak fashionable, dan tidak berpenampilan menarik. Diajeng punya misi, kalau ada make-up, kenapa tidak hijab-up.

Penyampaian materi webinar oleh Diajeng Lestari, CEO Hijup

“Kita ingat hadits Rasulullah Saw bahwa segala sesuatu tergantung niat. Temukan dulu why-nya, kita suka atau nggak,” terang Diajeng. Kedua, inovatif, yaitu mencari nilai baru dari suatu hal yang sudah ada, seperti memindahkan belanja offline ke belanja online. Kemudian ketiga, lakukan saja. Sebab kita butuh pengalaman, dari situ bisa mendapat banyak pelajaran. Keempat, unik, yaitu berbeda dari yang lain, seperti hijab yang hanya disediakan untuk busana muslimah. Kelima, berdoa. “Kita meminta petunjuk dari Allah bahwa apa yang dilakukan sebagai bentuk syukur untuk bisa beribadah dan memanfaatkan potensi dari-Nya,” lanjut Diajeng.

Senada dengan hal tersebut, Rosa Akhirunnisa mengemukakan bahwa dalam berwirausaha yang terpenting adalah memulainya dari niat dalam diri sendiri. Daripada bingung memikirkan modal, menyusun proposal bisnis itu seperti apa, mencari investor bisnis itu bagaimana, dan mempertanyakan bisakah nanti lulus tepat waktu dengan IPK bagus atau tidak, yang terpenting adalah niat itu sudah ada atau belum. “Ketika memulai sesuatu, shalat dari niatnya. Ketika niat itu sudah ada dan sudah benar, insya Allah nanti ada jalannya,” tutur Rosa. Saat mulai berbisnis dulu, ia mengaku ingin belajar dan punya penghasilan tambahan.

Penyampaian materi webinar oleh Rosa Akhirunnisa, Creative Director Acuan Kreatif

“Mbak Diajeng memulai dari ruangan 3 x 3 meter persegi bersama tiga orang, dulu saya pun juga begitu, memulai dengan satu orang teman saya,” cerita Rosa. Semua pasti dimulai dari nol, sehingga kita tidak perlu berkecil hati saat memulai, yang terpenting seberapa besar niat itu ada untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Rosa sewaktu SD berjualan kertas binder, smartphone saat itu belum tren. Ia dan teman-teman senang mengisi biodata di kertas binder, hal ini pun dilihat sebagai peluang. Rosa memulai bisnis fashion dengan menjadi reseller atau dropshipper.

Sembari berwirausaha, semasa kuliah dulu di satu sisi Rosa perlu menjaga IPK untuk tetap mempertahankan beasiswa. Mahasiswi yang kuliah dengan beasiswa penuh ini menjadi asisten dosen untuk menambah pengalaman, mengikuti kepanitiaan untuk menambah relasi, mengikuti organisasi untuk tahu cara mengelola komunitas, serta mengikuti student exchange dan PIMNAS. “Kembali lagi ke niatnya. Kalau ada keluhan ‘yah capek mbak, mau mikirin jualan nggak sempet’, tapi kalo niat banget, perasaan capek itu akan hilang dengan sendirinya,” pesan Rosa.

Dalam menyikapi kegagalan salah seorang peserta webinar yang mengajukan pertanyaan, Rosa berbagi tips untuk mengubah cara pandang, “Kegagalan itu jangan dilihat angkanya, ‘oh dua kali sudah banyak’, jangan. Kita melihat polanya begini, ‘oh aku dua kali diberi kesempatan belajar sama Allah, dari yang pertama aku gagal karena…, dari yang kedua aku gagal disebabkan…, nah solusinya adalah …’.” Kalau tekun, konsisten, dan fokus, nanti hasilnya akan mengikuti. Jangan pernah berhenti karena siapa tahu satu sentimeter lagi sudah keberhasilan. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini

Pada tahun 1950-60an, mobil dan kendaraan bermotor lainnya terbuat dari besi. Seiring berjalannya waktu, industri otomotif mencari alternatif pengganti logam untuk mendapatkan karakter material lebih ringan namun tetap kuat, sebab material logam yang lebih berat berdampak pada konsumsi bahan bakar yang lebih banyak. “Sekarang banyak dikembangkan, seperti di BMW dan Mercedes, bodi mobil berbahan fibre, lebih ringan tapi tetap kuat, otomatis mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga lebih irit,” tutur Ir. Pratikno Hidayat, M.Sc. dalam program Techno Talk di Unisi Radio 104.5 FM. Dalam program yang mengudara Kamis malam (25/02/2021), Bapak Pratikno menjelaskan berbagai hal seputar tekstil komposit.

Seperti apa itu? Berikut ulasan selengkapnya.

Apa sih, Pak, tekstil komposit itu?

Jadi sebetulnya tekstil komposit itu spesifik untuk tekstil. Kalau komposit itu sendiri didefinisikan sebagai rekayasa (engineering) dari dua bahan atau material berbeda, kemudian dijadikan satu menjadi material baru, dimana karakteristiknya merupakan gabungan sifat dari bahan penyusunnya itu. Dua material atau lebih dijadikan satu sehingga menjadi material baru, itulah komposit.

Menggabungkan beberapa hal menjadi sesuatu yang baru?

Betul, contohnya triplek/plywood, lalu ban mobil juga. Triplek itu tersusun dari dua komponen, yaitu kayu (serbuk kayu) dan lem yang susunannya bisa dibolak-balik. Ban mobil tersusun dari karet, kawat, dan kain.

Berarti tujuannya untuk mempermudah?

Betul, sejarahnya dulu itu tahun 1950-60an, orang mencari alternatif bahan yang diinginkan, untuk memperbaiki sifat mekanik atau sifat fisik tertentu, seperti tahan api, tahan korosi, tahan benturan, ringan, kemudian juga untuk mempermudah desain yang sulit dibuat di pabrik. Komposit mulai dikenal 1500 tahun sebelum masehi, seperti di Mesir atau Bangsa Mesopotamia. Itu masyarakatnya membuat rumah dari dua komponen, yaitu lumpur dan tanah jerami. Lalu di Bangsa Mongol, mereka membuat bom lempar tapi belum pakai mesiu, pakai kayu dan lem dari (lemak) binatang atau pohon, sehingga menjadi bola untuk perang zaman dulu, itu sekitar 1200 tahun sesudah masehi.

Asal-usul komposit seperti apa?

Orang mengenal komposit dari dua hal. Pertama, yang sifatnya natural (alam), bahwa komposit memang tercipta dari alam. Contohnya pohon, itu tersusun dari serat selulosa dan ada lem pengikatnya yang dinamakan lignin. Kemudian batuan, di situ lapisannya tersusun dari sejumlah batuan. Lalu batu akik, itu juga ada serat-seratnya. Masih ada lagi bulu burung, gigi manusia, tulang, dan lain sebagainya.

Kedua, yang sifatnya sintetik (buatan), ada yang dibuat manusia, bisa dalam skala rumahan atau skala industri. Untuk skala rumahan, misalnya membuat bumper mobil dan modifikasi sepeda motor. Kalau industri, lebih luas lagi, misalnya pada pesawat terbang dan perosotan water boom, itu semua dari komposit.

Untuk proses pembuatan komposit, lebih rumit atau lebih mudah, Pak?

Tadi dikatakan di awal, definisi komposit adalah dua atau lebih material berbeda dijadikan satu menjadi material baru yang sifatnya tersusun dari gabungan sifat material penyusunnya. Jadi kalau dilihat dari tahapnya ada dua hal atau dua fase. Fase pertama, sebagai perekat/pengikat, yaitu matrix. Fase ini merupakan fase utama dan fraksi terbesar suatu komposit. Sebagai gambaran, kalau dalam konstruksi beton, contohnya semen. Kalau makanan seperti ampyang yang banyak dijajakan di daerah Kaliurang, gulanya itu sebagai matrix.

Fase kedua, sebagai penguat/pengisi, yaitu reinforcing agent atau disebut juga reinforcement, berfungsi sebagai penanggung beban kalau material itu mendapat tarikan, tekanan, dan sebagainya. Kalau dalam konstruksi beton, contohnya besi, pasir, kerikil. Fase kedua ini ditanamkan di fase pertama, jadi besi, pasir, dan kerikil, ditanamkan di dalam semen. Kalau ampyang tadi, kacangnya itu reinforcement, bisa diketahui di sini matrix itu lebih dominan dalam struktur penyusun komposit.

Kemudian ada fase lain sebagai aksesoris, disebutnya filler. Sifatnya ini sebagai pelengkap, misalnya supaya lebih murah. Contohnya hard board dari kayu, biasanya ditambahkan serbuk kulit kacang, serbuk bambu, supaya lebih ekonomis. Bisa juga komposit itu ditambahkan aditif berupa pewarna supaya lebih baik tampilannya, dan lain-lain. Akan tetapi, yang terpenting adalah matrix dan reinforcement.

Saya baca-baca, matrix ada banyak klasifikasinya?

Ada tiga yang umum digunakan. Pertama dari polimer (polymer matrix composite). Kedua dari logam (metal matrix composite). Kemudian ketiga dari keramik (ceramic matrix composite). Dalam hal ini, saya beri contoh untuk keramik biasanya digunakan untuk combustion, misalnya dapur untuk pengecoran logam. Contoh lain pada frame sepeda, di situ matrix-nya logam dan reinforcing agent atau penguatnya dari karbon. Polimer paling banyak digunakan.

Polimer bisa ditemukan pada jas hujan, kantong kresek, bumper mobil, tandon penampung air, dan lain-lain. Mengapa paling banyak digunakan, sebab kuat, mudah dibentuk, dan lebih murah. Polimer sendiri ada dua, yaitu termoplastik yang bisa dilunakkan berkali-kali atau bisa di-recycle. Jadi kalau sudah dibuat menjadi produk, dibentuk lagi masih bisa, contohnya polyester dan nylon. Lalu satu lagi termoset, ini kalau sudah digunakan, kaku dan (mudah) pecah, tidak bisa dibentuk lagi, contohnya epoksi. Epoksi digunakan pada bumper mobil, keras, kuat, tapi kalau sudah rusak tidak bisa digunakan lagi. Dilelehkan tidak bisa lagi.

Oh begitu, kalau reinforcement?

Fase kedua ini ada yang sifatnya seperti partikel, fibre, dan struktur. Kalau partikel, ada yang besar (batu kerikil) dan ada yang kecil (pasir). Fibre ada yang lurus, panjang, dan kontinu; ada yang tidak panjang, serat pendek. Ada yang line, ada yang random, ini terkait susunannya dalam komposit, misalnya line itu disejajarkan, bisa juga dalam bentuk random, acak atau disebar merata dalam struktur komposit. Kalau struktur, itu dalam bentuk lembaran kain atau yang sudah menjadi bentuk struktur. Contoh penggunaannya pada bumper mobil, biasanya kombinasi antara line dan random, serat gelas disebarkan merata lalu diberi epoksi. Pipa minyak juga demikian, jadi tidak lagi menggunakan logam, tapi menggunakan komposit.

Inovasi yang sangat berguna ya Pak, dari biaya lebih murah, penggunaan tidak kalah jauh dengan material yang sudah ada sebelumnya?

Tentu, contoh lagi kapal-kapal nelayan di Pantai Baron atau Pantai Depok, sebagian besar tidak lagi menggunakan kayu, tetapi komposit. Kayu harganya mahal, perlu diangkut dulu, relatif lebih sulit diproses, kalau kualitas kayu kurang baik maka kapal akan cepat rusak, sehingga lebih praktis pakai komposit dari kain dan epoksi, jadilah kapal. Begitulah manfaat Rekayasa Tekstil.

Demikian semoga bermanfaat, sampai jumpa di Techno Talk berikutnya. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Setelah pemaparan dari Wakil Dekan FTI UII, acara temu orang tua/wali dilanjutkan dengan breakout zoom sesuai prodi masing-masing. Bertindak sebagai pembicara dari Program Studi Rekayasa Tekstil UII adalah Ir. Drs. Faisal RM., M.T., Ph.D selaku ketua program studi, dengan dimoderatori oleh Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc. salah seorang staf pengajar. Sebagai pengantar, apresiasi disampaikan kepada mahasiswa 2020 yang telah bersemangat melewati perkuliahan daring semester pertama di tengah suasana pandemi Covid-19.

“Semoga apa yang dicita-citakan oleh putra/putri Bapak/Ibu sekalian bisa tercapai di masa depan,” kata Pak Faisal. Masa perkuliahan di Program Studi Rekayasa Tekstil UII terdiri dari 144 SKS yang ditempuh dalam waktu 4 tahun. Namun berdasarkan Indeks Prestasi (IP), kuliah bisa diselesaikan 3,5 tahun. Satu semester disusun 18-20 SKS. Lalu dengan IP di atas 3.00, mahasiswa boleh mengambil 24 SKS, artinya dapat mengambil mata kuliah pada semester berikutnya.

Cuplikan video Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII

Setiap mahasiswa punya Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang bertugas untuk mendampingi dan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan akademik dan non-akademik. Contohnya, memilih mata kuliah dalam proses key-in. “Jika ada kesulitan, silakan mahasiswa atau boleh Bapak/Ibu menghubungi DPA-nya,” lanjut Pak Faisal. Pendidikan tinggi di Indonesia memiliki dua jalur, yaitu pendidikan vokasi seperti D1, D2, D3, dan D4, serta pendidikan akademik seperti S1, S2, dan S3. Rekayasa Tekstil UII merupakan satu-satunya prodi S1 yang menyelenggarakan pendidikan tekstil, baik untuk PTN maupun PTS di Indonesia.

Berbicara teknologi, artinya produk dan proses. Rekayasa berkaitan operasi/cara kerja. Tekstil selama ini diasosiasikan sandang, sebenarnya bukan. Ada tekstil medis seperti APD, tekstil konstruksi seperti karoseri mobil, dan tekstil militer seperti rompi tahan peluru. “Jadi Bapak/Ibu, rekayasa tekstil artinya mengubah, mengolah, dan memberi nilai tambah suatu produk atau proses,” papar Pak Faisal. Meski baru berdiri sebagai prodi sendiri, perjalanan sejarahnya cukup panjang serta memiliki peluang karir bagus dan jaringan alumni yang tersebar di berbagai sektor. Profil lulusan dan lowongan pekerjaan yang tersedia cukup beragam.

Profil lulusan Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII
Lowongan pekerjaan Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII

Untuk melakukan persaingan internasional, Program Studi Rekayasa Tekstil UII menjajaki kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri. Selanjutnya disampaikan bahwa mahasiswa dapat memilih tiga peminatan (konsentrasi), yaitu kimia proses, rekayasa produk, serta desain fesyen dan garmen. Peminatan ini ditentukan oleh mata kuliah pilihan. “Akan tetapi, bukan berarti ketika mahasiswa mengambil peminatan kimia proses lantas tidak dapat mengambil mata kuliah rekayasa produk. Mata kuliah pilihan dirancang mengarahkan mahasiswa sesuai ketertarikannya,” ucap Pak Faisal menjawab pertanyaan dari orang tua/wali. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Setelah sambutan dari Dekan FTI UII, acara temu orang tua/wali dilanjutkan dengan pemaparan dari Sisdarmanto Adinandra, S.T., M.Sc., Ph.D. (akrab disapa Pak Nandra) selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni.

Sejumlah informasi yang disampaikan antara lain:

1. Satuan Kredit Partisipasi

Mahasiswa UII didorong aktif dalam berbagai macam kegiatan kemahasiswaan, dengan harapan kelak tidak hanya pandai secara akademik, tetapi juga dalam hal non-akademik. Hal ini juga bertujuan memperkaya kemampuan soft skill yang tidak bisa diperoleh dari ruang kelas perkuliahan. Penghargaan untuk mahasiswa yang aktif dalam organisasi atau kegiatan kemahasiswaan diberikan dalam bentuk Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Setiap mahasiswa di UII wajib menyelesaikan 60 SKP, jika belum, mahasiswa tidak dapat lulus dari UII.

2. Kegiatan Keagamaan

Sebagai institusi Islam, UII memiliki keunikan, salah satunya adalah seluruh mahasiswa UII wajib menyelesaikan 50 SKP dalam bentuk kegiatan keagamaan. Pada semester I, telah dilaksanakan pesantrenisasi tahap satu sekaligus taklim online. Aktivitas taklim ini merupakan kegiatan resmi yang diwajibkan oleh universitas. Lebih lanjut, kegiatan keagamaan berlangsung sampai semester IV dengan harapan pembinaan keagamaan tidak dilaksanakan sesaat. Nantinya sebelum KKN, ada pembekalan terakhir dengan harapan mahasiswa punya bekal keagamaan yang baik sebelum mengabdi di masyarakat.

Alur pembinaan keagamaan mahasiswa di UII
Rincian pembagian SKP dari pembinaan keagamaan

Sebelumnya ada 60 SKP, lalu 10 sisanya bagaimana? “Ini kami berikan keleluasaan kepada putra/putri Bapak/Ibu semua untuk memilih secara mandiri kegiatan-kegiatan apa yang bisa diikuti, lebih dari sepuluh juga boleh,” jelas Pak Nandra.

3. Kegiatan Kemahasiswaan

Berbagai kegiatan, baik lembaga kemahasiswaan maupun unit-unit kemahasiswaan yang ada di FTI UII, bisa dipilih salah satu untuk diikuti secara aktif oleh mahasiswa.

Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FTI UII merupakan lembaga kemahasiswaan resmi dengan 6 divisi yang dipimpin oleh pengurus inti. Divisi-divisi yang ada bisa dipilih oleh mahasiswa. Walau semua masih serba online, banyak kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu pekan taaruf, bakti sosial, forum aspirasi, pameran kemahasiswaan online, serta membantu pihak dekanat dalam menyampaikan informasi penting terkait akademik.

Sejumlah divisi yang ada di LEM FTI UII

Berikutnya di bawah LEM dan prodi, ada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Himpunan ini sangat aktif untuk memperkenalkan kompetensi keprodian. “Nah kebetulan karena Rekayasa Tekstil adalah prodi baru, untuk sementara himpunannya masih menumpang di Teknik Kimia, insya Allah kalau nanti sudah berjalan, akan dibuatkan himpunan sendiri, sehingga diharapkan Rekayasa Tekstil cepat berkembang mengikuti kakak-kakaknya,” terang Pak Nandra.

Himpunan mahasiswa di lingkungan FTI UII

Masih di bawah LEM FTI UII, banyak sekali unit-unit kegiatan lain, mulai dari dakwah, olahraga, dan seni, termasuk Teater Djemuran yang cukup melegenda di UII.

Unit kegiatan mahasiswa di lingkungan FTI UII

Di samping itu, terdapat tiga unit tim andalan, yaitu Tim UNISI Robotic, Tim Mobil Listrik UASC, dan Tim Naval UNISI. Ketiga tim ini, yaitu tim robot, tim mobil listrik, dan tim kapal cepat, merupakan wadah kegiatan hard skill dan soft skill yang melibatkan mahasiswa dari seluruh prodi dan diawasi langsung oleh dekanat. Semua mahasiswa boleh bergabung, bahkan ada anggota yang berasal dari luar FTI UII. Tujuannya, mengembangkan riset bersama antara dosen dan mahasiswa, serta mengikuti berbagai perlombaan di tingkat nasional dan internasional.

Kebanggaan lainnya adalah PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). PKM merupakan ajang yang dilaksanakan rutin setiap tahun, cukup bergengsi, dan membutuhkan banyak inovasi mahasiswa. Inovasi yang dilakukan dari berbagai macam bidang dan permasalahan yang ada di tengah masyarakat. “Alhamdulillah tahun lalu FTI UII ada 10 poster yang lolos ke PIMNAS, dan masuk PIMNAS adalah tidak mudah karena harus melewati tiga kali seleksi,” lanjut Pak Nandra.

Contoh poster PKM yang diikutsertakan di PIMNAS

4. Beasiswa

Cukup banyak beasiswa yang tersedia di UII, salah satunya bisa mengakses melalui link berikut ini. Untuk tingkat universitas, antara lain tersedia Beasiswa Hafiz Al-Qur’an, Beasiswa KIP Kuliah, Beasiswa Pondok Pesantren UII, Beasiswa Unggulan, Beasiswa Duafa, serta Beasiswa Atlet dan Juara Seni.

Sementara di tingkat fakultas, ada Beasiswa B3P, Beasiswa IPK Terbaik, di beberapa prodi ada Beasiswa Alumni, serta beberapa beasiswa lain yang sifatnya insidental. “Setiap kali ada informasi beasiswa, akan diinfokan melalui email mahasiswa, sehingga insya Allah tidak akan ketinggalan informasi,” sambung Pak Nandra.

5. Layanan Informasi

Sebagai bentuk layanan dari UII kepada orang tua/wali, salah satu layanan andalan adalah sistem informasi untuk orang tua/wali mahasiswa dengan panduan yang bisa diakses melalui link berikut ini. Jika menemui kesulitan, bisa langsung menghubungi Badan Sistem Informasi (BSI). BSI melayani mahasiswa, orang tua, dosen, alumni, manajemen, dan pegawai. Untuk mengakses informasi, orang tua dapat membuka gateway dan mendapat dashboard/tampilan yang disesuaikan dengan panduan aplikasi yang bisa diakses melalui link berikut ini. Sebagai informasi, UII memiliki salah satu koneksi internet terbaik. Selain itu, software-software tertentu seperti layanan lisensi Windows dan Office 365 diberikan secara gratis kepada mahasiswa selama mengikuti perkuliahan di UII.

Sejumlah layanan informasi untuk mahasiswa UII

6. Fasilitas Kampus

Sembari mahasiswa masih berada di rumah masing-masing, FTI UII terus berbenah dalam mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki. Di antaranya, Musholla Bahrul Ulum, Kantin FTI UII, lapangan parkir, ruang layanan terpadu, serta ruang-ruang perkuliahan yang didukung dengan beragam sistem informasi. “Insya Allah nanti kalau kondisi sudah membaik, semua fasilitas akan dinikmati oleh putra/putri Bapak/Ibu semua,” pungkas Pak Nandra. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Untuk menjalin kerja sama antara orang tua/wali mahasiswa dengan institusi perguruan tinggi dalam menyukseskan pendidikan putra-putrinya di bangku perkuliahan, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mengadakan acara Temu Orang Tua/Wali Mahasiswa Angkatan 2020. Acara yang diikuti sedikitnya 500 peserta dari penjuru nusantara dan berlangsung via daring melalui Zoom dan YouTube Live Streaming ini telah dilaksanakan pada Sabtu, 20 Februari 2021, sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Dalam sambutannya, Dekan FTI UII Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., menyampaikan permohonan maaf dikarenakan berbagai aktivitas masih dilakukan online. Kondisi ini membuat semua bersedih, namun ini pilihan yang terbaik untuk menghindari penyebaran Covid-19. “Tentunya kami di FTI UII ingin sekali bertemu secara tatap muka dengan putra/putri Bapak/Ibu sekalian, kami sebetulnya siap kalau pemerintah membuka kuliah luring,” kata Prof. Hari.

Sambutan Dekan FTI UII sekaligus membuka Acara Temu Orang Tua/Wali

Belajar sangat penting bagi kehidupan untuk mendapatkan ilmu yang lebih baik agar kita bisa terus maju dan mendapatkan kesuksesan. Di samping itu, pendidikan bisa menambah kepercayaan diri dan bisa membantu untuk membangun kepribadian seseorang. Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian/ilmu pengetahuan, belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih. “Oleh karena itu, kami dari FTI UII selalu membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di fakultas kami untuk bisa mendidik putra/putri Bapak/Ibu sehingga menjadi insan yang nantinya siap pakai di masyarakat,” tutur Prof. Hari.

FTI UII saat ini memiliki 6 program studi (prodi) untuk tingkat sarjana, 2 program magister, dan ke depan akan membuka program doktoral serta membuka program magister di Teknik Elektro. Untuk melakukan persaingan internasional, dipersiapkan program internasional yang saat ini ada pada 3 prodi sarjana, yaitu Teknik Industri, Informatika, dan Teknik Kimia. “Harapan kami ke depan, semua program studi tingkat sarjana memiliki program internasional, sebab mengacu pada visi UII dimana salah satunya adalah menjadi perguruan tinggi yang setara dengan negara-negara maju,” lanjut Prof. Hari.

Setahun terakhir ini, semua laboratorium telah dipersiapkan dengan standar internasional dalam rangka menyambut kehadiran mahasiswa baru. Namun saat ini, mahasiswa belum bisa datang ke kampus dikarenakan peraturan pemerintah yang masih mengharuskan aktivitas pembelajaran dilakukan secara daring. “Oleh karena itu, kami sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu sekalian dikarenakan putra/putri Bapak/Ibu sekalian belum bisa masuk kampus. Semoga dengan adanya temu orang tua/wali ini bisa memberikan sedikit informasi terkait dengan fasilitas-fasilitas kami, nanti setiap prodi akan menyajikan fasilitas yang dimiliki,” tutup Prof. Hari.