Rekateks UII - Berita Terkini Event

Untuk menambah wawasan dari luar ruang perkuliahan, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII menyelenggarakan kuliah tamu setiap semester. Kuliah tamu ini diisi oleh akademisi dan praktisi dari luar kampus, serta terbuka untuk umum, dalam arti tidak terbatas pada sivitas akademika UII yang dapat mengikutinya. Pada semester genap 2020/2021, kuliah tamu pertama telah dilaksanakan hari Kamis (18/03/2021) melalui Zoom Meeting. Bertindak sebagai pemateri adalah Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng., Ph.D. selaku Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI yang juga merupakan pakar nanoteknologi dengan 15 paten.

Poster kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 18/03/2021

“Semua makhluk hidup, walau bahan bakunya sama, namun strukturnya berbeda,” kata Prof. Nurul mengawali pemaparannya. Dalam struktur tersebut, perbedaan susunan dan jumlah zat yang ada dapat mempengaruhi sifat suatu benda atau karakter makhluk hidup. Seperti misalnya daun lotus (bunga teratai), dalam skala mikroskopik yang teramat kecil, terlihat semacam gerigi di permukaan daun yang menjadi jawaban mengapa air tidak dapat membasahi daun lotus. Fenomena ini dijadikan konsep dasar merancang produk, contohnya sarung tangan anti air.

Sejauh ini, nanoteknologi telah diaplikasikan Prof. Nurul dan rekan-rekannya dalam bidang pangan, kosmetik, dan material. Nanoteknologi telah berhasil meningkatkan nilai tambah suatu produk. Jika kunyit yang dijual di pasar tradisional atau pasar swalayan, kisaran harganya ribuan, maka dengan nanoteknologi, kisaran harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Contoh lainnya, pasir besi. Dengan nanoteknologi, harga jualnya juga bertambah dari ribuan hingga jutaan. “Tapi biar saya saja yang jualan seperti ini, nanti kalau Anda ikut, saya rugi,” seloroh Prof. Nurul.

Pemaparan materi kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 18/03/2021

Terkait aplikasi nanoteknologi di bidang tekstil, Prof. Nurul mengemukakan bahwa potensi yang ada cukup menjanjikan bagi Indonesia. Pertama, bisa diterapkan pada kaos kaki anti air. Hal ini salah satunya bertujuan agar kita tidak perlu repot melepas dan memasang kaos kaki saat berwudhu hendak melaksanakan shalat. Kedua, bisa diterapkan pada pakaian tolak air. Hal ini salah satunya mengingat Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, sehingga untuk memudahkan mobilitas masyarakat jika dalam kondisi hujan deras.

“Selanjutnya, sinar matahari di negara kita cukup terik, nanoteknologi bisa digunakan untuk anti ultraviolet,” terang Prof. Nurul. Terkait pandemi Covid-19, lulusan Kagoshima University, Jepang, ini menambahkan jika nanoteknologi juga bisa diterapkan sebagai nanofilter pada bahan masker. Tak kalah penting, nanoteknologi bisa diterapkan pada powder technology untuk zat warna. “Jadi kalau hasil pewarnaan tekstil kurang terang, nanoteknologi bisa membuat ukuran zat warna lebih kecil dan lebih halus, sehingga warnanya bisa lebih tajam,” lanjut Prof. Nurul.

Peserta kuliah tamu Prodi Rekayasa Tekstil UII 18/03/2021

Terkait zat warna tadi, nanoteknologi pun bisa dikembangkan untuk material pewarna alami. Selain tidak berbahaya bagi lingkungan jika dibandingkan pewarna sintetis, potensi kekayaan alam di Indonesia juga luar biasa untuk pewarna alami. Nanoteknologi memiliki prospek bisnis yang menjanjikan dengan nilai market kurang lebih 14,8 triliun US Dollar atau sekitar 200 triliun Rupiah. Sampai hari ini, industri pengelola bahan baku yang menjadi pemain di kancah global didominasi oleh negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan di Asia ada Jepang dan Korea.

Lantas, bagaimana langkah pengembangan nanoteknologi? Selain tentunya meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, langkah pengembangan dapat dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jenis bahan baku apa yang akan dimanfaatkan, kemudian melakukan analisa atau karakterisasi untuk mengetahui sifat-sifat yang dihasilkan dari produk dengan bahan baku tersebut, baru setelahnya merencanakan untuk melakukan proses produksi secara bertahap. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini

Tak jarang saat ingin berwirausaha, sebagian kita bingung memulainya dari mana. Sebagai pelajar dan mahasiswa, tak sedikit yang khawatir pendidikan nantinya keteteran. Ada pula yang ragu, bisakah bisnis dan kuliah jalan bersamaan? Untuk membahasnya, Program Studi (Prodi) Rekayasa Tekstil UII mengadakan webinar dengan judul “Bisnis Generasi Milenial, Kuliah Tetap Berprestasi.” Acara yang diikuti sedikitnya 100 peserta ini berlangsung Sabtu (13/03/21) melalui Zoom Meeting dan YouTube Live Streaming. Bertindak sebagai narasumber adalah Diajeng Lestari selaku CEO Hijup dan Rosa Akhirunnisa selaku Creative Director Acuan Kreatif.

Webinar Pertama Prodi Rekayasa Tekstil UII di Tahun 2021

Mengawali perbincangan, Diajeng Lestari bercerita bahwa tahun 2016 saat Hijup mengikuti London Fashion Week, ia bertemu salah seorang mahasiswa dari jurusan future textile. “Saya berpikir, kok di Indonesia nggak ada ya. Alhamdulillah sekarang sudah ada di Indonesia ini Rekayasa Tekstil UII,” kata Diajeng. Harapannya, prodi ini bisa menjadi pionir untuk menemukan bahan-bahan baru karena kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Dengan berkembangnya sustainable fashion, bahan-bahan yang ramah lingkungan merupakan peluang riset yang menjanjikan.

Berikutnya disampaikan bahwa konsep bisnis Hijup adalah menyediakan platform untuk menjembatani fashion designer dan customer. Strategi yang banyak digunakan adalah media sosial karena modalnya tidak terlalu besar. Diajeng Lestari memulai usaha ketika usianya 25 tahun. Lalu apa saja formulanya untuk jadi seorang entrepreneur? Pertama, jujur. Pada saat itu banyak anggapan bahwa perempuan berhijab itu terkesan kuno, tidak fashionable, dan tidak berpenampilan menarik. Diajeng punya misi, kalau ada make-up, kenapa tidak hijab-up.

Penyampaian materi webinar oleh Diajeng Lestari, CEO Hijup

“Kita ingat hadits Rasulullah Saw bahwa segala sesuatu tergantung niat. Temukan dulu why-nya, kita suka atau nggak,” terang Diajeng. Kedua, inovatif, yaitu mencari nilai baru dari suatu hal yang sudah ada, seperti memindahkan belanja offline ke belanja online. Kemudian ketiga, lakukan saja. Sebab kita butuh pengalaman, dari situ bisa mendapat banyak pelajaran. Keempat, unik, yaitu berbeda dari yang lain, seperti hijab yang hanya disediakan untuk busana muslimah. Kelima, berdoa. “Kita meminta petunjuk dari Allah bahwa apa yang dilakukan sebagai bentuk syukur untuk bisa beribadah dan memanfaatkan potensi dari-Nya,” lanjut Diajeng.

Senada dengan hal tersebut, Rosa Akhirunnisa mengemukakan bahwa dalam berwirausaha yang terpenting adalah memulainya dari niat dalam diri sendiri. Daripada bingung memikirkan modal, menyusun proposal bisnis itu seperti apa, mencari investor bisnis itu bagaimana, dan mempertanyakan bisakah nanti lulus tepat waktu dengan IPK bagus atau tidak, yang terpenting adalah niat itu sudah ada atau belum. “Ketika memulai sesuatu, shalat dari niatnya. Ketika niat itu sudah ada dan sudah benar, insya Allah nanti ada jalannya,” tutur Rosa. Saat mulai berbisnis dulu, ia mengaku ingin belajar dan punya penghasilan tambahan.

Penyampaian materi webinar oleh Rosa Akhirunnisa, Creative Director Acuan Kreatif

“Mbak Diajeng memulai dari ruangan 3 x 3 meter persegi bersama tiga orang, dulu saya pun juga begitu, memulai dengan satu orang teman saya,” cerita Rosa. Semua pasti dimulai dari nol, sehingga kita tidak perlu berkecil hati saat memulai, yang terpenting seberapa besar niat itu ada untuk merealisasikan mimpi-mimpi. Rosa sewaktu SD berjualan kertas binder, smartphone saat itu belum tren. Ia dan teman-teman senang mengisi biodata di kertas binder, hal ini pun dilihat sebagai peluang. Rosa memulai bisnis fashion dengan menjadi reseller atau dropshipper.

Sembari berwirausaha, semasa kuliah dulu di satu sisi Rosa perlu menjaga IPK untuk tetap mempertahankan beasiswa. Mahasiswi yang kuliah dengan beasiswa penuh ini menjadi asisten dosen untuk menambah pengalaman, mengikuti kepanitiaan untuk menambah relasi, mengikuti organisasi untuk tahu cara mengelola komunitas, serta mengikuti student exchange dan PIMNAS. “Kembali lagi ke niatnya. Kalau ada keluhan ‘yah capek mbak, mau mikirin jualan nggak sempet’, tapi kalo niat banget, perasaan capek itu akan hilang dengan sendirinya,” pesan Rosa.

Dalam menyikapi kegagalan salah seorang peserta webinar yang mengajukan pertanyaan, Rosa berbagi tips untuk mengubah cara pandang, “Kegagalan itu jangan dilihat angkanya, ‘oh dua kali sudah banyak’, jangan. Kita melihat polanya begini, ‘oh aku dua kali diberi kesempatan belajar sama Allah, dari yang pertama aku gagal karena…, dari yang kedua aku gagal disebabkan…, nah solusinya adalah …’.” Kalau tekun, konsisten, dan fokus, nanti hasilnya akan mengikuti. Jangan pernah berhenti karena siapa tahu satu sentimeter lagi sudah keberhasilan. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini

Pada tahun 1950-60an, mobil dan kendaraan bermotor lainnya terbuat dari besi. Seiring berjalannya waktu, industri otomotif mencari alternatif pengganti logam untuk mendapatkan karakter material lebih ringan namun tetap kuat, sebab material logam yang lebih berat berdampak pada konsumsi bahan bakar yang lebih banyak. “Sekarang banyak dikembangkan, seperti di BMW dan Mercedes, bodi mobil berbahan fibre, lebih ringan tapi tetap kuat, otomatis mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga lebih irit,” tutur Ir. Pratikno Hidayat, M.Sc. dalam program Techno Talk di Unisi Radio 104.5 FM. Dalam program yang mengudara Kamis malam (25/02/2021), Bapak Pratikno menjelaskan berbagai hal seputar tekstil komposit.

Seperti apa itu? Berikut ulasan selengkapnya.

Apa sih, Pak, tekstil komposit itu?

Jadi sebetulnya tekstil komposit itu spesifik untuk tekstil. Kalau komposit itu sendiri didefinisikan sebagai rekayasa (engineering) dari dua bahan atau material berbeda, kemudian dijadikan satu menjadi material baru, dimana karakteristiknya merupakan gabungan sifat dari bahan penyusunnya itu. Dua material atau lebih dijadikan satu sehingga menjadi material baru, itulah komposit.

Menggabungkan beberapa hal menjadi sesuatu yang baru?

Betul, contohnya triplek/plywood, lalu ban mobil juga. Triplek itu tersusun dari dua komponen, yaitu kayu (serbuk kayu) dan lem yang susunannya bisa dibolak-balik. Ban mobil tersusun dari karet, kawat, dan kain.

Berarti tujuannya untuk mempermudah?

Betul, sejarahnya dulu itu tahun 1950-60an, orang mencari alternatif bahan yang diinginkan, untuk memperbaiki sifat mekanik atau sifat fisik tertentu, seperti tahan api, tahan korosi, tahan benturan, ringan, kemudian juga untuk mempermudah desain yang sulit dibuat di pabrik. Komposit mulai dikenal 1500 tahun sebelum masehi, seperti di Mesir atau Bangsa Mesopotamia. Itu masyarakatnya membuat rumah dari dua komponen, yaitu lumpur dan tanah jerami. Lalu di Bangsa Mongol, mereka membuat bom lempar tapi belum pakai mesiu, pakai kayu dan lem dari (lemak) binatang atau pohon, sehingga menjadi bola untuk perang zaman dulu, itu sekitar 1200 tahun sesudah masehi.

Asal-usul komposit seperti apa?

Orang mengenal komposit dari dua hal. Pertama, yang sifatnya natural (alam), bahwa komposit memang tercipta dari alam. Contohnya pohon, itu tersusun dari serat selulosa dan ada lem pengikatnya yang dinamakan lignin. Kemudian batuan, di situ lapisannya tersusun dari sejumlah batuan. Lalu batu akik, itu juga ada serat-seratnya. Masih ada lagi bulu burung, gigi manusia, tulang, dan lain sebagainya.

Kedua, yang sifatnya sintetik (buatan), ada yang dibuat manusia, bisa dalam skala rumahan atau skala industri. Untuk skala rumahan, misalnya membuat bumper mobil dan modifikasi sepeda motor. Kalau industri, lebih luas lagi, misalnya pada pesawat terbang dan perosotan water boom, itu semua dari komposit.

Untuk proses pembuatan komposit, lebih rumit atau lebih mudah, Pak?

Tadi dikatakan di awal, definisi komposit adalah dua atau lebih material berbeda dijadikan satu menjadi material baru yang sifatnya tersusun dari gabungan sifat material penyusunnya. Jadi kalau dilihat dari tahapnya ada dua hal atau dua fase. Fase pertama, sebagai perekat/pengikat, yaitu matrix. Fase ini merupakan fase utama dan fraksi terbesar suatu komposit. Sebagai gambaran, kalau dalam konstruksi beton, contohnya semen. Kalau makanan seperti ampyang yang banyak dijajakan di daerah Kaliurang, gulanya itu sebagai matrix.

Fase kedua, sebagai penguat/pengisi, yaitu reinforcing agent atau disebut juga reinforcement, berfungsi sebagai penanggung beban kalau material itu mendapat tarikan, tekanan, dan sebagainya. Kalau dalam konstruksi beton, contohnya besi, pasir, kerikil. Fase kedua ini ditanamkan di fase pertama, jadi besi, pasir, dan kerikil, ditanamkan di dalam semen. Kalau ampyang tadi, kacangnya itu reinforcement, bisa diketahui di sini matrix itu lebih dominan dalam struktur penyusun komposit.

Kemudian ada fase lain sebagai aksesoris, disebutnya filler. Sifatnya ini sebagai pelengkap, misalnya supaya lebih murah. Contohnya hard board dari kayu, biasanya ditambahkan serbuk kulit kacang, serbuk bambu, supaya lebih ekonomis. Bisa juga komposit itu ditambahkan aditif berupa pewarna supaya lebih baik tampilannya, dan lain-lain. Akan tetapi, yang terpenting adalah matrix dan reinforcement.

Saya baca-baca, matrix ada banyak klasifikasinya?

Ada tiga yang umum digunakan. Pertama dari polimer (polymer matrix composite). Kedua dari logam (metal matrix composite). Kemudian ketiga dari keramik (ceramic matrix composite). Dalam hal ini, saya beri contoh untuk keramik biasanya digunakan untuk combustion, misalnya dapur untuk pengecoran logam. Contoh lain pada frame sepeda, di situ matrix-nya logam dan reinforcing agent atau penguatnya dari karbon. Polimer paling banyak digunakan.

Polimer bisa ditemukan pada jas hujan, kantong kresek, bumper mobil, tandon penampung air, dan lain-lain. Mengapa paling banyak digunakan, sebab kuat, mudah dibentuk, dan lebih murah. Polimer sendiri ada dua, yaitu termoplastik yang bisa dilunakkan berkali-kali atau bisa di-recycle. Jadi kalau sudah dibuat menjadi produk, dibentuk lagi masih bisa, contohnya polyester dan nylon. Lalu satu lagi termoset, ini kalau sudah digunakan, kaku dan (mudah) pecah, tidak bisa dibentuk lagi, contohnya epoksi. Epoksi digunakan pada bumper mobil, keras, kuat, tapi kalau sudah rusak tidak bisa digunakan lagi. Dilelehkan tidak bisa lagi.

Oh begitu, kalau reinforcement?

Fase kedua ini ada yang sifatnya seperti partikel, fibre, dan struktur. Kalau partikel, ada yang besar (batu kerikil) dan ada yang kecil (pasir). Fibre ada yang lurus, panjang, dan kontinu; ada yang tidak panjang, serat pendek. Ada yang line, ada yang random, ini terkait susunannya dalam komposit, misalnya line itu disejajarkan, bisa juga dalam bentuk random, acak atau disebar merata dalam struktur komposit. Kalau struktur, itu dalam bentuk lembaran kain atau yang sudah menjadi bentuk struktur. Contoh penggunaannya pada bumper mobil, biasanya kombinasi antara line dan random, serat gelas disebarkan merata lalu diberi epoksi. Pipa minyak juga demikian, jadi tidak lagi menggunakan logam, tapi menggunakan komposit.

Inovasi yang sangat berguna ya Pak, dari biaya lebih murah, penggunaan tidak kalah jauh dengan material yang sudah ada sebelumnya?

Tentu, contoh lagi kapal-kapal nelayan di Pantai Baron atau Pantai Depok, sebagian besar tidak lagi menggunakan kayu, tetapi komposit. Kayu harganya mahal, perlu diangkut dulu, relatif lebih sulit diproses, kalau kualitas kayu kurang baik maka kapal akan cepat rusak, sehingga lebih praktis pakai komposit dari kain dan epoksi, jadilah kapal. Begitulah manfaat Rekayasa Tekstil.

Demikian semoga bermanfaat, sampai jumpa di Techno Talk berikutnya. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Setelah pemaparan dari Wakil Dekan FTI UII, acara temu orang tua/wali dilanjutkan dengan breakout zoom sesuai prodi masing-masing. Bertindak sebagai pembicara dari Program Studi Rekayasa Tekstil UII adalah Ir. Drs. Faisal RM., M.T., Ph.D selaku ketua program studi, dengan dimoderatori oleh Febrianti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc. salah seorang staf pengajar. Sebagai pengantar, apresiasi disampaikan kepada mahasiswa 2020 yang telah bersemangat melewati perkuliahan daring semester pertama di tengah suasana pandemi Covid-19.

“Semoga apa yang dicita-citakan oleh putra/putri Bapak/Ibu sekalian bisa tercapai di masa depan,” kata Pak Faisal. Masa perkuliahan di Program Studi Rekayasa Tekstil UII terdiri dari 144 SKS yang ditempuh dalam waktu 4 tahun. Namun berdasarkan Indeks Prestasi (IP), kuliah bisa diselesaikan 3,5 tahun. Satu semester disusun 18-20 SKS. Lalu dengan IP di atas 3.00, mahasiswa boleh mengambil 24 SKS, artinya dapat mengambil mata kuliah pada semester berikutnya.

Cuplikan video Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII

Setiap mahasiswa punya Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang bertugas untuk mendampingi dan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan akademik dan non-akademik. Contohnya, memilih mata kuliah dalam proses key-in. “Jika ada kesulitan, silakan mahasiswa atau boleh Bapak/Ibu menghubungi DPA-nya,” lanjut Pak Faisal. Pendidikan tinggi di Indonesia memiliki dua jalur, yaitu pendidikan vokasi seperti D1, D2, D3, dan D4, serta pendidikan akademik seperti S1, S2, dan S3. Rekayasa Tekstil UII merupakan satu-satunya prodi S1 yang menyelenggarakan pendidikan tekstil, baik untuk PTN maupun PTS di Indonesia.

Berbicara teknologi, artinya produk dan proses. Rekayasa berkaitan operasi/cara kerja. Tekstil selama ini diasosiasikan sandang, sebenarnya bukan. Ada tekstil medis seperti APD, tekstil konstruksi seperti karoseri mobil, dan tekstil militer seperti rompi tahan peluru. “Jadi Bapak/Ibu, rekayasa tekstil artinya mengubah, mengolah, dan memberi nilai tambah suatu produk atau proses,” papar Pak Faisal. Meski baru berdiri sebagai prodi sendiri, perjalanan sejarahnya cukup panjang serta memiliki peluang karir bagus dan jaringan alumni yang tersebar di berbagai sektor. Profil lulusan dan lowongan pekerjaan yang tersedia cukup beragam.

Profil lulusan Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII
Lowongan pekerjaan Prodi S1 Rekayasa Tekstil UII

Untuk melakukan persaingan internasional, Program Studi Rekayasa Tekstil UII menjajaki kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri. Selanjutnya disampaikan bahwa mahasiswa dapat memilih tiga peminatan (konsentrasi), yaitu kimia proses, rekayasa produk, serta desain fesyen dan garmen. Peminatan ini ditentukan oleh mata kuliah pilihan. “Akan tetapi, bukan berarti ketika mahasiswa mengambil peminatan kimia proses lantas tidak dapat mengambil mata kuliah rekayasa produk. Mata kuliah pilihan dirancang mengarahkan mahasiswa sesuai ketertarikannya,” ucap Pak Faisal menjawab pertanyaan dari orang tua/wali. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Setelah sambutan dari Dekan FTI UII, acara temu orang tua/wali dilanjutkan dengan pemaparan dari Sisdarmanto Adinandra, S.T., M.Sc., Ph.D. (akrab disapa Pak Nandra) selaku Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni.

Sejumlah informasi yang disampaikan antara lain:

1. Satuan Kredit Partisipasi

Mahasiswa UII didorong aktif dalam berbagai macam kegiatan kemahasiswaan, dengan harapan kelak tidak hanya pandai secara akademik, tetapi juga dalam hal non-akademik. Hal ini juga bertujuan memperkaya kemampuan soft skill yang tidak bisa diperoleh dari ruang kelas perkuliahan. Penghargaan untuk mahasiswa yang aktif dalam organisasi atau kegiatan kemahasiswaan diberikan dalam bentuk Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Setiap mahasiswa di UII wajib menyelesaikan 60 SKP, jika belum, mahasiswa tidak dapat lulus dari UII.

2. Kegiatan Keagamaan

Sebagai institusi Islam, UII memiliki keunikan, salah satunya adalah seluruh mahasiswa UII wajib menyelesaikan 50 SKP dalam bentuk kegiatan keagamaan. Pada semester I, telah dilaksanakan pesantrenisasi tahap satu sekaligus taklim online. Aktivitas taklim ini merupakan kegiatan resmi yang diwajibkan oleh universitas. Lebih lanjut, kegiatan keagamaan berlangsung sampai semester IV dengan harapan pembinaan keagamaan tidak dilaksanakan sesaat. Nantinya sebelum KKN, ada pembekalan terakhir dengan harapan mahasiswa punya bekal keagamaan yang baik sebelum mengabdi di masyarakat.

Alur pembinaan keagamaan mahasiswa di UII
Rincian pembagian SKP dari pembinaan keagamaan

Sebelumnya ada 60 SKP, lalu 10 sisanya bagaimana? “Ini kami berikan keleluasaan kepada putra/putri Bapak/Ibu semua untuk memilih secara mandiri kegiatan-kegiatan apa yang bisa diikuti, lebih dari sepuluh juga boleh,” jelas Pak Nandra.

3. Kegiatan Kemahasiswaan

Berbagai kegiatan, baik lembaga kemahasiswaan maupun unit-unit kemahasiswaan yang ada di FTI UII, bisa dipilih salah satu untuk diikuti secara aktif oleh mahasiswa.

Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FTI UII merupakan lembaga kemahasiswaan resmi dengan 6 divisi yang dipimpin oleh pengurus inti. Divisi-divisi yang ada bisa dipilih oleh mahasiswa. Walau semua masih serba online, banyak kegiatan yang sudah dilaksanakan, yaitu pekan taaruf, bakti sosial, forum aspirasi, pameran kemahasiswaan online, serta membantu pihak dekanat dalam menyampaikan informasi penting terkait akademik.

Sejumlah divisi yang ada di LEM FTI UII

Berikutnya di bawah LEM dan prodi, ada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Himpunan ini sangat aktif untuk memperkenalkan kompetensi keprodian. “Nah kebetulan karena Rekayasa Tekstil adalah prodi baru, untuk sementara himpunannya masih menumpang di Teknik Kimia, insya Allah kalau nanti sudah berjalan, akan dibuatkan himpunan sendiri, sehingga diharapkan Rekayasa Tekstil cepat berkembang mengikuti kakak-kakaknya,” terang Pak Nandra.

Himpunan mahasiswa di lingkungan FTI UII

Masih di bawah LEM FTI UII, banyak sekali unit-unit kegiatan lain, mulai dari dakwah, olahraga, dan seni, termasuk Teater Djemuran yang cukup melegenda di UII.

Unit kegiatan mahasiswa di lingkungan FTI UII

Di samping itu, terdapat tiga unit tim andalan, yaitu Tim UNISI Robotic, Tim Mobil Listrik UASC, dan Tim Naval UNISI. Ketiga tim ini, yaitu tim robot, tim mobil listrik, dan tim kapal cepat, merupakan wadah kegiatan hard skill dan soft skill yang melibatkan mahasiswa dari seluruh prodi dan diawasi langsung oleh dekanat. Semua mahasiswa boleh bergabung, bahkan ada anggota yang berasal dari luar FTI UII. Tujuannya, mengembangkan riset bersama antara dosen dan mahasiswa, serta mengikuti berbagai perlombaan di tingkat nasional dan internasional.

Kebanggaan lainnya adalah PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). PKM merupakan ajang yang dilaksanakan rutin setiap tahun, cukup bergengsi, dan membutuhkan banyak inovasi mahasiswa. Inovasi yang dilakukan dari berbagai macam bidang dan permasalahan yang ada di tengah masyarakat. “Alhamdulillah tahun lalu FTI UII ada 10 poster yang lolos ke PIMNAS, dan masuk PIMNAS adalah tidak mudah karena harus melewati tiga kali seleksi,” lanjut Pak Nandra.

Contoh poster PKM yang diikutsertakan di PIMNAS

4. Beasiswa

Cukup banyak beasiswa yang tersedia di UII, salah satunya bisa mengakses melalui link berikut ini. Untuk tingkat universitas, antara lain tersedia Beasiswa Hafiz Al-Qur’an, Beasiswa KIP Kuliah, Beasiswa Pondok Pesantren UII, Beasiswa Unggulan, Beasiswa Duafa, serta Beasiswa Atlet dan Juara Seni.

Sementara di tingkat fakultas, ada Beasiswa B3P, Beasiswa IPK Terbaik, di beberapa prodi ada Beasiswa Alumni, serta beberapa beasiswa lain yang sifatnya insidental. “Setiap kali ada informasi beasiswa, akan diinfokan melalui email mahasiswa, sehingga insya Allah tidak akan ketinggalan informasi,” sambung Pak Nandra.

5. Layanan Informasi

Sebagai bentuk layanan dari UII kepada orang tua/wali, salah satu layanan andalan adalah sistem informasi untuk orang tua/wali mahasiswa dengan panduan yang bisa diakses melalui link berikut ini. Jika menemui kesulitan, bisa langsung menghubungi Badan Sistem Informasi (BSI). BSI melayani mahasiswa, orang tua, dosen, alumni, manajemen, dan pegawai. Untuk mengakses informasi, orang tua dapat membuka gateway dan mendapat dashboard/tampilan yang disesuaikan dengan panduan aplikasi yang bisa diakses melalui link berikut ini. Sebagai informasi, UII memiliki salah satu koneksi internet terbaik. Selain itu, software-software tertentu seperti layanan lisensi Windows dan Office 365 diberikan secara gratis kepada mahasiswa selama mengikuti perkuliahan di UII.

Sejumlah layanan informasi untuk mahasiswa UII

6. Fasilitas Kampus

Sembari mahasiswa masih berada di rumah masing-masing, FTI UII terus berbenah dalam mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki. Di antaranya, Musholla Bahrul Ulum, Kantin FTI UII, lapangan parkir, ruang layanan terpadu, serta ruang-ruang perkuliahan yang didukung dengan beragam sistem informasi. “Insya Allah nanti kalau kondisi sudah membaik, semua fasilitas akan dinikmati oleh putra/putri Bapak/Ibu semua,” pungkas Pak Nandra. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini Event

Untuk menjalin kerja sama antara orang tua/wali mahasiswa dengan institusi perguruan tinggi dalam menyukseskan pendidikan putra-putrinya di bangku perkuliahan, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mengadakan acara Temu Orang Tua/Wali Mahasiswa Angkatan 2020. Acara yang diikuti sedikitnya 500 peserta dari penjuru nusantara dan berlangsung via daring melalui Zoom dan YouTube Live Streaming ini telah dilaksanakan pada Sabtu, 20 Februari 2021, sejak pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Dalam sambutannya, Dekan FTI UII Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., menyampaikan permohonan maaf dikarenakan berbagai aktivitas masih dilakukan online. Kondisi ini membuat semua bersedih, namun ini pilihan yang terbaik untuk menghindari penyebaran Covid-19. “Tentunya kami di FTI UII ingin sekali bertemu secara tatap muka dengan putra/putri Bapak/Ibu sekalian, kami sebetulnya siap kalau pemerintah membuka kuliah luring,” kata Prof. Hari.

Sambutan Dekan FTI UII sekaligus membuka Acara Temu Orang Tua/Wali

Belajar sangat penting bagi kehidupan untuk mendapatkan ilmu yang lebih baik agar kita bisa terus maju dan mendapatkan kesuksesan. Di samping itu, pendidikan bisa menambah kepercayaan diri dan bisa membantu untuk membangun kepribadian seseorang. Belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian/ilmu pengetahuan, belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih. “Oleh karena itu, kami dari FTI UII selalu membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di fakultas kami untuk bisa mendidik putra/putri Bapak/Ibu sehingga menjadi insan yang nantinya siap pakai di masyarakat,” tutur Prof. Hari.

FTI UII saat ini memiliki 6 program studi (prodi) untuk tingkat sarjana, 2 program magister, dan ke depan akan membuka program doktoral serta membuka program magister di Teknik Elektro. Untuk melakukan persaingan internasional, dipersiapkan program internasional yang saat ini ada pada 3 prodi sarjana, yaitu Teknik Industri, Informatika, dan Teknik Kimia. “Harapan kami ke depan, semua program studi tingkat sarjana memiliki program internasional, sebab mengacu pada visi UII dimana salah satunya adalah menjadi perguruan tinggi yang setara dengan negara-negara maju,” lanjut Prof. Hari.

Setahun terakhir ini, semua laboratorium telah dipersiapkan dengan standar internasional dalam rangka menyambut kehadiran mahasiswa baru. Namun saat ini, mahasiswa belum bisa datang ke kampus dikarenakan peraturan pemerintah yang masih mengharuskan aktivitas pembelajaran dilakukan secara daring. “Oleh karena itu, kami sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu sekalian dikarenakan putra/putri Bapak/Ibu sekalian belum bisa masuk kampus. Semoga dengan adanya temu orang tua/wali ini bisa memberikan sedikit informasi terkait dengan fasilitas-fasilitas kami, nanti setiap prodi akan menyajikan fasilitas yang dimiliki,” tutup Prof. Hari.

Rekateks UII - Berita Terkini

Engineering merupakan bidang keilmuan yang mempelajari penerapan sains dan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Di perguruan tinggi, engineering identik dengan jurusan atau program studi teknik, seperti teknik elektro, teknik kimia, teknik mesin, dan lain-lain. “Menterjemahkan engineering itu rekayasa, bukan saja teknologi, sehingga kami di sini lebih menggunakan istilah Rekayasa Tekstil daripada Teknik Tekstil,” terang Drs. Ir. Faisal R.M., M.T., Ph.D., dalam program Techno Talk di Unisi Radio 104.5 FM. Dalam program yang mengudara Kamis malam (18/02/2021), Bapak Faisal menyampaikan serba-serbi rekayasa tekstil.

Seperti apa itu? Berikut ulasan selengkapnya.

Rekayasa itu sama seperti inovasi, Pak?

Iya boleh, rekayasa artinya menciptakan suatu produk hasil dari inovasi. Mulai dari mengamati sekitar, melihat yang sudah ada, lalu menambah yang kira-kira bisa ditingkatkan atau disempurnakan. Engineering itu mengubah, mengolah, memberi nilai tambah, dari bahan mentah menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi.

Lalu, tekstil itu sendiri?

Serat, benang, kain, itu terlalu sempit. Pengertian tekstil itu lembaran, apakah diperoleh dari tenun atau rajut, dan juga dari compress (tekanan). Sekarang lebih luas lagi, sehingga tekstil itu produk-produk untuk sandang ataupun nonsandang.

Nonsandang contohnya tekstil medis, seperti masker, APD, benang operasi, dan perban. Ada persyaratan yang harus dipenuhi. Kemudian ada tekstil ruang angkasa, seperti pakaian astronaut, badan pesawat ulang-alik, nah badan pesawat ini terbuat dari namanya komposit, material gabungan. Lalu ada tekstil untuk konstruksi, seperti untuk tanah yang kondisinya masih labil bisa dilapisi dengan yang namanya geotekstil, yaitu lembaran-lembaran serat supaya tanah lebih stabil.

Masih ada lagi, tekstil militer, seperti pakaian anti peluru. Kita tahu kalau tentara itu membawa ransel di punggung yang berat sekali, sehingga perlu pakaian anti peluru yang ringan tapi tetap kuat, itu dari rekayasa tekstil. Begitu juga pakaian tentara yang loreng-loreng, itu dirancang agar setelah dicuci langsung bisa dipakai rapi tanpa harus disetrika. Berikutnya tekstil otomotif, seperti badan mobil, kereta api, dan pesawat terbang, itu dari hasil rekayasa tekstil berupa komposit juga.

Kalau begitu, kertas termasuk tekstil, karena lembaran?

Iya benar, karena lembaran, lebih tepatnya diproses dari selulosa atau bubur kayu. Termasuk juga produk-produk yang terbuat dari kulit dan karet, itu termasuk tekstil dalam bentuk lembaran. Pada prinsipnya begini, tekstil secara luas artinya lembaran, meliputi kain, kertas, kulit, dan lain sebagainya.

Jadi, bisa diluruskan bahwa tekstil tidak sebatas sandang?

Iya benar, arti luasnya adalah lembaran, apakah itu dari anyaman benang, rajutan benang, meng-compress atau menekan serat, dan itu bisa digunakan untuk apa saja, tidak hanya pakaian.

Ada istilah smart textile dan technical textile, itu bagaimana, Pak?

Artinya tekstil unggul. Sebagai contoh, pakaian astronaut untuk ruang angkasa, tidak sembarang bahan dan proses, tetapi harus memenuhi syarat, seperti tahan terhadap tekanan udara, tahan api, tidak menyimpan listrik, tidak mudah sobek, tidak mudah jebol, tidak panas dalam arti pemakainya tidak merasa gerah, ringan, kuat, serta tidak perlu dicuci dan disetrika, wash and wear. Ada treatment khusus untuk produk-produk semacam ini, ada syarat spesifik juga yang harus dipenuhi.

Begitu juga APD, apalagi di masa pandemi Covid-19. Jadi tekstil unggul tergantung apa tujuannya, ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi. Kalau APD, tidak mudah ditembus oleh virus, tidak tembus air, ringan, kuat, tidak ribet untuk memakainya, serta bagaimana supaya tahan udara tapi tetap nyaman dipakai, karena virus kan bisa menyebar lewat udara, sementara kalau udara tidak bisa masuk nanti pemakainya merasa gerah. Begitu pula rompi anti peluru, perlu ringan, kuat, mudah dibawa ke mana-mana, kalau ditembak pistol kaliber tertentu, tidak tembus. Artinya dari penjelasan ini, tekstil unggul adalah tekstil untuk tujuan khusus.

Pakaian pemadam kebakaran juga?

Iya benar, bagaimana supaya tidak tembus air, tapi tetap tembus udara. Karoseri mobil juga, itu terbuat dari komposit yang sifatnya tipis, ringan, namun tetap kuat, sehingga kalau menyerempet atau menabrak, tidak langsung peot, atau kalau peot, bisa kembali seperti semula. Ada uji-uji yang dilakukan sebelumnya, setelah proses pembuatan produk, ada uji-uji seperti mekanik dan lain-lain di laboratorium.

Dari tadi sering disebutkan komposit, apa itu komposit?

Campuran antara pengisi bahan alam, seperti serat kapas, rami, henep, dan lain-lain; lalu dimatriks atau dicampur dengan polimer, sehingga bisa dibuat dalam bentuk lembaran. Komposit itu merupakan kombinasi antara polimer dengan serat-serat alam, kalau plastik berbahan polimer itu kan lama terurainya, dengan adanya bahan serat-serat alam menjadi mudah terurai oleh mikroba tanah. Ramah lingkungan.

Perlu alat-alat khusus untuk smart textile dan technical textile?

Tergantung tujuannya, perlu memenuhi sifat-sifat tertentu. Jadi, produknya apa, seratnya apa, jenis anyamannya apa, metode atau prosesnya bagaimana, lalu ujinya bagaimana. Juga tergantung prosesnya, apakah itu fisika dengan dipanaskan atau didinginkan, apakah itu kimia dengan zat-zat tertentu, kalau tenun dan rajut itu jelas perlu peralatan khusus untuk pembuatan kain.

Kalau sablon bagaimana?

Sablon juga termasuk rekayasa tekstil. Sablon itu memberi warna atau motif setempat, seperti batik, ada batik tulis dan batik cap.

Demikian semoga bermanfaat, sampai jumpa di Techno Talk berikutnya. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini

Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa tekstil berhubungan dengan sandang atau pakaian saja. Sebagian dari kita mungkin berpikir jika tekstil itu hanya serat, benang, dan kain, padahal tidak demikian. “Tekstil itu semua prinsip fisika, kimia, biologi, ekonomi, dan juga seni, ditransformasikan menjadi satu, tidak sebatas fashion, tapi juga bisa medis, otomotif, dan bangunan,” kata Febriyanti Nurul Hidayah, S.T., B.Sc., M.Sc., dalam program Techno Talk di Unisi Radio 104.5 FM. Dalam program yang mengudara Kamis malam (11/02/2021), Ibu Febri membahas berbagai hal seputar tekstil pada pesawat terbang dan kincir angin.

Seperti apa itu? Berikut ulasan selengkapnya.

Bagaimana bisa Bu, tekstil masuk ke pesawat terbang dan kincir angin?

Dalam rekayasa tekstil dikenal istilah “conventional textile” untuk tekstil yang terkait sandang atau pakaian. Kemudian untuk tekstil nonsandang dikenal dengan istilah “technical textile” dan “smart textile”. Kalau di technical textile sendiri ada 12 bidang, beberapa di antaranya berkaitan dengan agroteknologi, konstruksi bangunan, otomotif, medis, food packaging, protective clothing, dan sports. Jadi, tekstil sebenarnya bisa masuk ke bidang mana pun.

Kalau di pesawat terbang, bagian mana yang termasuk tekstil?

Orang awam mungkin berpikir kalau tekstil di pesawat terbang itu bagian tirainya, atau bantalan kursi. Padahal bukan itu saja, badan pesawat terbang seperti sayap dan moncong itu termasuk tekstil.

Lalu desainnya seperti apa? Bagian apa saja yang dirancang?

Ketika menjadi mahasiswa dulu, saya melakukan kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia. Seperti diketahui, perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur pesawat terbang. Di sana ada divisi komposit, komposit adalah tekstil yang dibuat dari berbagai macam bahan, termasuk serat, menjadi sifat baru. Selama ini kalau berbicara serat, kita tahu ada kapas dan polyester. Dalam komposit, ada serat dengan performa tinggi, seperti karbon, aramid, dan serat gelas. Serat dengan performa tinggi ini diproses menjadi lempengan tertentu yang dipasang dan dipakai sebagai badan pesawat.

Lebih dari 50% komposisi penyusun pesawat terbang saat ini terbuat dari komposit, seperti bagian moncong, badan, dan sayap, ekornya juga. Jadi dari ujung ke ujung, ada tekstil di sana. Ada namanya serat karbon, aramid, dan serat gelas tadi. Mungkin bagi orang awam, nama-nama ini cukup asing, namun berperan penting dalam industri tekstil. Untuk gambaran prosesnya, benang yang berukuran besar, dilapis, dicetak, lalu dioven atau dipanggang, menjadi bentuk bagian pesawat terbang. Proses ini bisa dilihat di PT. Dirgantara Indonesia. Tidak hanya itu, bagian kabin di atas kursi penumpang juga terbuat dari serat tekstil, rel atau tepian jendela juga. Dan kalau mau dikulik lagi, bagian kursi dan karpet di pesawat terbang, itu juga aplikasi dari rekayasa tekstil.

Oh, jadi tidak sebatas interior saja ya. Hal-hal apa yang menjadi pertimbangan?

Jadi tadi komposit merupakan material yang disusun dari serat dengan kemampuan atau performa tinggi. Komposit ini sebagai pengganti logam, dulu pesawat terbang terbuat dari besi dan aluminium yang relatif lebih berat. Sekarang perusahaan-perusahaan sudah menggunakan teknologi komposit. Dengan komposit, pesawat terbang menjadi lebih ringan, sehingga secara ekonomi, daya tampung penumpang dan bagasi menjadi lebih besar. Selain itu, kekuatan mekanik komposit lebih tinggi dari logam dan komposit bisa direkayasa sedemikian rupa sesuai sifat-sifat yang diinginkan. Komposit lebih tahan benturan dan juga tahan listrik, melindungi pesawat terbang dari petir. Nilai plus lainnya, logam akan berkarat atau punya sifat korosi, sedangkan serat tekstil tidak akan berkarat yang menjadikan durabilitas pesawat terbang lebih awet. Yang terpenting juga aspek safety, dan ini sudah terbukti oleh perusahaan-perusahaan besar kelas dunia seperti Boeing dan Airbus.

Sekarang kita ke kincir angin, Bu. Bagaimana kalau dengan kincir angin?

Di kincir angin kurang lebih sama seperti pada pesawat terbang, tapi ada perbedaan. Saya dulu pernah magang di salah satu perusahaan kincir angin di Belanda. Jadi kalau di pesawat terbang tadi ada karbon, aramid, dan serat gelas, yang merupakan serat dengan performa tinggi. Nah kalau di kincir angin ada plastik dengan performa tinggi yang dinamakan UHMWPE atau “ultra high molecular weight polyethylene”. Kalau di produk plastik kan ada keterangan seperti HDPE, LDPE, PET, dan lain-lain, jadi UHMWPE ini singkatnya adalah PE atau polyethylene dengan kekuatan super tinggi sehingga meskipun ringan dia tetap memiliki kekuatan mekanik yang tinggi.

Kincir angin konvensional terbuat dari logam, seperti dari baja, besi, dan aluminium. Sementara kincir angin yang lebih modern saat ini terbuat dari material komposit, yang setelah melewati berbagai penelitian, dari segi kekuatan mekanik lebih tinggi dari logam dengan harga produksi lebih hemat, sehingga banyak perusahaan kincir angin yang beralih ke komposit. Di samping itu, kincir angin di negara-negara Barat banyak terletak di daerah pesisir, sehingga mudah terkena abrasi air laut dan terdampak korosi. Dengan komposit, kincir angin menjadi lebih awet.

Performa kincir angin dari komposit lalu bagaimana?

Tentu juga lebih baik. Dengan bobot lebih ringan, jadi lebih mudah diputar oleh angin, energi yang dihasilkan dan disalurkan pun lebih besar.

Demikian semoga bermanfaat, sampai jumpa di Techno Talk selanjutnya. (ASB)

Rekateks UII - Berita Terkini

Hai sobat, apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan baik di mana pun berada.

Jika kamu belum tahu, setiap Kamis malam pukul 20.00 WIB, ada bincang-bincang santai seputar teknologi di Unisi Radio. Program ini merupakan kerja sama antara Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dan Unisi Radio, namanya “Techno Talk”. Selama sekitar satu jam sambil ditemani lagu-lagu asik, kita bisa menambah wawasan dengan hal-hal menarik. Program ini dapat disimak melalui frekuensi 104.5 FM untuk kamu yang tinggal di wilayah DIY, atau bisa juga diikuti melalui streaming.unisifm.com untuk kamu yang berdomisili di luar DIY.

Kalau kamu ketinggalan dan belum sempat mengikuti dari awal, jangan khawatir. Berikut ulasan dari Techno Talk pekan lalu (04/02/2021) selengkapnya.

Berbicara nanoteknologi, sebenarnya nanoteknologi itu apa sih Pak?

Nanoteknologi singkatnya adalah teknologi yang mempelajari rekayasa material dalam skala yang sangat kecil, yaitu skala nano. Satu nanometer itu sama dengan 10 pangkat 9 meter. Sebagai gambaran, misalnya ada sehelai rambut manusia, itu dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil.

Apa keunggulan dari nanoteknologi?

Kalau dalam ilmu material, struktur akan menentukan sifat suatu material atau sifat suatu produk yang dibuat. Dengan merekayasa material dalam skala yang sangat kecil, kita bisa melakukan berbagai inovasi dan meningkatkan efisiensi dengan menambahkan fungsi-fungsi baru pada material.

Contoh penerapannya di bidang rekayasa tekstil seperti apa?

Jadi secara garis besar, produk tekstil itu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu tenun (woven), rajut (knitted), dan bukan tenun (nonwoven). Dari ketiganya ini, nonwoven memiliki penerapan yang lebih variatif karena serat, baik serat alam maupun serat buatan, tidak ditenun dan tidak dirajut, tetapi disusun dengan cara fisika dan cara kimia. Kalau tenun dan rajut, serat diproses menjadi benang, lalu benang diolah menjadi kain melalui tenun dan rajut dengan menggunakan mesin. Contoh produk nonwoven antara lain goodie bag, kertas filter, kantong teh celup, kain bahan masker, dan aerogel. Nanoteknologi bisa diaplikasikan untuk membuat aerogel.

Oh begitu, lalu apa itu aerogel?

Aerogel merupakan suatu material yang dibuat dari gel, lalu cairan dalam gel tersebut diganti udara dengan tetap mempertahankan strukturnya. Kalau di laboratorium, gel tersebut dibekukan lalu dimasukkan ke dalam pelarut tertentu seperti acetone untuk mengganti cairan yang membeku dengan udara, namanya proses freeze drying dan solvent exchange. Sebagai gambaran, aerogel itu seperti foam atau spons untuk cuci piring. Ciri khas aerogel punya pori-pori yang kecil dan banyak jumlahnya. Kalau bahasa sains, pori-pori itu disebut porositas, jadi aerogel memiliki porositas yang relatif besar.

Aerogel dibuat dari apa? Hubungannya dengan nanoteknologi dan tekstil?

Ada beberapa bahan yang bisa digunakan untuk membuat aerogel, salah satunya ada yang disebut nanoselulosa. Seperti namanya, nanoselulosa adalah selulosa yang berukuran nano. Selulosa ini bisa ditemukan pada kapas, alga, bakteri, dan lain-lain. Kalau dalam rekayasa tekstil, ada serat kapas yang digunakan untuk membuat pakaian sehari-hari, itu penyusunnya dari serat selulosa. Selulosa ini secara umum diperoleh dari batang pohon. Batang pohon sendiri kalau dalam pulp industry dicacah menjadi serbuk-serbuk kayu lalu diolah menjadi bubur kayu atau wood pulp. Dan dalam rekayasa tekstil, bubur kayu ini bisa diproses menjadi serat rayon yang juga untuk membuat pakaian sehari-hari.

Bubur kayu dari batang pohon tadi itu kan menghasilkan selulosa, nah ini masih bisa diproses lanjut menjadi nanoselulosa. Jadi bubur kayu ditambahkan zat kimia (ada zat kimia yang namanya cukup panjang, yaitu 2,2,6,6-tetramethylpiperidine-1-oxyl atau biasa disebut TEMPO), lalu diproses dengan alat yang memiliki tekanan tinggi, sehingga menghasilkan nanoselulosa dalam bentuk gel.

Oh begitu, nanoselulosa itu seperti apa ya Pak?

Sebagai perbandingan begini, kalau serat selulosa dari bubur kayu itu panjangnya sekitar 2-5 milimeter, sedangkan nanoselulosa panjangnya menjadi kurang lebih 500-1000 nanometer. Tadi kan bentuk nanoselulosa itu gel. Kalau dilihat kasat mata, tidak kelihatan apa-apa dari gel nanoselulosa tersebut, hanya gel biasa. Akan tetapi jika dilihat dengan peralatan atau mikroskop khusus, tampak garis-garis yang saling menumpuk dalam gel tersebut. Itulah yang disebut nanoselulosa, kenapa dia dalam bentuk gel, karena dengan ukuran yang sangat kecil, mereka memiliki muatan-muatan ion yang membantu menjaga stabilitas ukurannya. Nanoselulosa ini dapat diproses lanjut menjadi nonwoven aerogel.

Ada artikel yang menerangkan bahwa aerogel itu bisa dibuat untuk bahan produk elektronik. Apa itu benar? Kalau benar, berarti aplikasinya cukup luas ya?

Benar sekali, aerogel itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk, seperti kalau di bidang elektronik, ada komponen dalam batu baterai yang seperti spons, itu aerogel. Kemudian bisa untuk panel surya, peredam suara, penyaring udara, penyerap minyak yang tumpah di laut, bahan perban, bahan pengisi jaket untuk musim dingin, dan kalau dalam rekayasa tekstil, kita kembali ke klasifikasi produk yang dibahas di awal tadi ada woven, knitted, dan nonwoven. Dengan berat yang ringan, porositas yang besar, serta daya serap air yang bagus, aerogel dapat digunakan sebagai bahan produk-produk higienis seperti popok dan pembalut.

Demikian semoga bermanfaat, sampai jumpa di Techno Talk selanjutnya. (ASB)

Dalam beberapa tahun terakhir, industri fashion khususnya busana muslim Tanah Air menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini ditandai dengan peningkatan kinerja ekspornya dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

Data Badan Pusat Statistika (BPS), nilai ekspor fashion Januari-Juni 2019 mencapai US$ 6,62 miliar. Pada Triwulan I 2019 sektor industri fashion tumbuh 23,21% dengan memberikan kontribusi 0,97% terhadap PDB nasional. Berdasarkan State of the Global Islamic Economic 2018-2019 konsumsi fashion muslim Indonesia mencapai US$ 20 miliar, sementara konsumsi fashion muslim dunia mencapai US$ 270 miliar. Hal ini menunjukkan peluang pasar yang besar yang dapat digarap oleh industri fashion muslim dalam negeri.

Peluang bisnis fashion muslim di Indonesia sangat besar, hal tersebut mendorong lahirnya para desainer muda untuk turut menjajal meluncurkan produk barunya di bisnis fashion muslim Indonesia. Desainer fashion muslim harus memiliki strategi yang tepat baik dalam aspek bisnis, desain, dan branding, sehingga dapat mengembangkan bisnisya serta mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Populasi umat muslim Indonesia mencapai 88% dari jumlah penduduk dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 283,83 juta jiwa. Kondisi ini tentunya akan meningkatkan jumlah kebutuhan fashion muslim nasional.

Salah satu upaya menjadikan kiblat fashion muslim dunia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia menggelar Kompetisi Modest Fashion Project (MOFP) 2019. MOFP merupakan sebuah kompetisi desain fashion  yang tidak hanya berfokus pada konsep desain produk fashion muslim, namun juga konsep bisnis yang akan diterapkan. Berbeda dengan kompetisi desain pada umumnya, Modest Fashion Project merupakan kompetisi yang para finalisnya akan mendapatkan coaching dan pelatihan tentang bisnis dan industri fashion.

Upaya lainnya agar Indonesia dapat menuju target tersebut, Kemenperin juga menggandeng keberadaan industri manufaktur tekstil hingga produk tekstil (TPT) dari hilir hingga hulu. Selain itu juga melibatkan Perguruan Tinggi, untuk melahirkan desainer muda kreatif.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Program Studi Rekayasa Tekstil (Relateks) Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, berinisiatif melaksanakan webinar dengan tema “Sukses Membangun Bisnis Fashion Muslim Berdaya Saing Ditingkat Global: Inspirasi Milenial”. Webinar ini dilaksanakan paada 19 Agustus 2020 dengan 2 narasumber yaitu Jenahara Nasution yang merupakan Fashion Desainer Muda, Creative Director Label Jenahara, dan Pendiri Hijabers Community Indonesia; dan Rani Widiastuti (Owner Nadira Hijab) yang merupakan Alumni Rekayasa Tekstil 2007.

Webinar ini dihadiri oleh lebih dari 170 peserta dengan media zoom dengan latar belakang yang berbeda seperti Lulusan SMA/SMK sederajat, Guru, Dosen, Praktisi dan Umum. Jenahara menyampaikan kisah inspiratifnya mengenai awal mula ia mendirikan label Jenahara. “Jaman dulu saya mendirikan Jenahara, trendnya belum seperti sekarang yang wanita berhijab sudah menjadi hal yang umum bahkan fashionable,” ungkapnya “Jadi itu pula yang memotivasi saya untuk mendirikan Hijabers Community Indonesia” lanjutnya.

Jenahara Nasution saat memberikan materi mengenai rintisan usahanya

Rani juga mengungkapkan awal mula ia membangun usahanya yang bernama Nadira Hijab. “Awalnya saya hanya reseller BRShoes, bisa mencapai target sekian ribu dalam satu batch, dari modal itu lah saya mendirikan label sendiri yang target pasarnya adalah emak-emak,” kata Rani. Sesi tanya jawabpun berlanjut dengan mengulik manis-pahitnya usaha yang dirintis dari kedua narasumber.

“Yang penting itu kita niat mau memberikan manfaat. Bekal selama saya kuliah di Rekayasa Tekstil itu berguna sekali selama saya berbisnis di dunia fashion. Saya sudah tahu material atau bahan yang bagus, dan tidak mudah ditipu orang tentang harga dan bahan di pasaran, karena sudah dapat ilmunya saat kuliah di Rekayasa Tekstil dulu,” ungkap Rani.

Rani Widiastuti saat menjawab pertanyaan dari audiens

“Saya memulai usaha awalnya dari pinjaman teman, yang akhirnya teman saya menjadi partner kerja saya, dan pinjaman itu sesuai dengan kemampuan kita, jadi kita tidak akan terbebani nantinya,” terang Jenahara. (Red. JI/FNH)